Harga Jagung Naik Usai Peternak Bertemu Jokowi, Bagaimana Faktanya?

Bisnis.com,20 Sep 2021, 16:51 WIB
Penulis: Newswire
Petani memanen jagung untuk pakan ternak ayam di Dusun Guha, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (18/7)./ANTARA-Adeng Bustomi

Bisnis.com, JAKARTA - Rekaman video yang memperlihatkan peternak Suroto diprotes sejumlah emak-emak beredar di media sosial.

Sejumlah emak-emak yang tinggal di Desa Suruhwadang, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur itu mempertanyakan hasil obrolan yang dilakukan Suroto bersama rekannya setelah bertemu Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu di Istana Negara, Jakarta.

Pasalnya, usai pertemuan itu harga komoditas jagung untuk pakan ternak bukannya turun tapi malah naik.

Lantas apa yang menyebabkan harga jagung di pasaran melonjak tinggi?

Berikut ini sederet informasi yang dihimpun Bisnis..

Stok jagung surplus 2,37 juta ton

Stok jagung lokal di dalam negeri secara keseluruhan tercatat mengalami surplus hingga mencapai 2,37 juta ton hingga pekan kedua September 2021.

Informasi tersebut disampaikan Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolby saat rapat kerja bersama dengan Komisi IV DPR RI, Senin (20/9/2021).

“Stok beras diperkirakan mencapai 7,62 juta ton, jagung 2,37 juta ton, cabai besar 16 ribu ton, cabai rawit 17 ribu ton, bawang merah 35 ribu ton, serta komoditas lainnya dalam kondisi surplus dan aman,” katanya.

Meski demikian, Harvick mengakui jika stok jagung juga mengalami defisit di sejumlah provinsi, seperti di Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, dan DKI Jakarta.

Menyikapi hal itu, pihaknya mengaku akan melakukan terobosan distribusi agar terjadi pemerataan pasokan di daerah.

“Dalam rangka menjamin ketersediaan pangan di seluruh provinsi, Kementerian Pertanian membantu stimulus transportasi pengiriman produk pertanian dari wilayah surplus ke wilayah defisit,” kata dia.

Ada kejanggalan

Sementara Ketua Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) Herry Dermawan menilai ada kejanggalan terkait kenaikan harga jagung di pasaran saat ini.

Pasalnya, di satu sisi stok jagung diklaim mengalami surplus hingga lebih dari 2 juta ton, tapi di sisi lain justru adanya kelangkaan hingga menyebabkan harga di pasaran melambung tinggi.

“Ada sesuatu yang tidak benar, tolong dibikinkan tim investigasi, barangkali ada yang menimbun,” kata Herry saat berdialog dengan Presiden Jokowi.

Jokowi minta Kapolri turun tangan

Menindaklanjuti adanya kejanggalan terkait kenaikan harga jagung itu, kata Herry, presiden merespons secara positif. Bahkan, telah menginstruksikan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk melakukan penyelidikan.

Sebab, tidak menutup kemungkinan kenaikan harga jagung yang tak wajar itu karena adanya mafia yang sengaja melakukan penimbunan.

Hal itu disampaikan Jokowi usai mendengarkan masukan dan keluhan dari para peternak saat melakukan pertemuan dengan 16 perwakilan Perhimpunan Insan Perunggasan (Pinsar) dan Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) beberapa waktu lalu.

Sementara berdasarkan catatan Gopan per September ini, harga DOC atau anak ayam berada di antara Rp6,500 hingga Rp7000 per ekor. Pakan berada di kisaran Rp7.950 sampai dengan Rp8.100. Sementara biaya pokok peternak di kisaran Rp19.000 sampai dengan Rp19.500. Harga jual dua pekan terakhir di posisi Rp16.500 sampai dengan Rp18.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Setyo Puji Santoso
Terkini