Bioskop Kembali Dibuka, GPBSI: Jumlah Penonton Masih di Bawah 10 persen

Bisnis.com,21 Sep 2021, 14:34 WIB
Penulis: Akbar Evandio
Pengunjung berbincang saat akan menonton film di salah satu bioskop di Jakarta, Rabu (21/10/2020)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) mengungkapkan hingga hari ini tingkat pengunjung bioskop sejak dibuka pada 16 September 2021 masih tergolong sepi.

Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), Djonny Syafruddin mengatakan terdapat sejumlah permasalahan yang menjadi alasan minimnya minat penonton untuk mengunjungi bioskop adalah karena kesulitan untuk mengakses aplikasi PeduliLindungi.

"Rata-rata sepi karena yang menjadi kendala itu PeduliLindungi," kata Djonny, Selasa (21/9/2021).

Dia mengatakan kesulitan pengunjung untuk mengakses PeduliLindungi mayoritas terjadi di bioskop-bioskop di daerah.

“Warga di daerah masih banyak yang tidak punya ponsel, jika ada kebanyakan masih yang jadul [jaman dulu] sehingga tidak bisa membuka aplikasi. Mereka sudah divaksin, tetapi tidak punya ponsel jadi ya tidak bisa masuk [bioskop],” ujarnya.

Menurutnya, syarat penggunaan PeduliLindungi untuk bioskop di kota besar tidak terlalu jadi masalah. Namun, untuk daerah jadi masalah utama karena tidak semua warga memiliki ponsel pintar, sehingga masih jadi evaluasi setiap pelaku bioskop.

Sementara itu, dia melanjutkan meskipun kota besar tidak mengalami permasalahan terkait dengan kepemilikan ponsel pintar untuk mengakses PeduliLindungi, tetapi jumlah pengunjung di kota besar dan daerah masih terpaut sedikit, yaitu sekitar 5–10 persen dari total okupansi bioskop secara harian.

Dia melanjutkan, beberapa hari terakhir, bahkan bioskop hanya diisi 3—5 orang penonton sehingga antisipasi yang dilakukan di beberapa bioskop hanya buka pada Kamis-Minggu.

Alhasil, dia menjelaskan pelaku bioskop akan menyurati Kementerian Kesehatan, terkait syarat aplikasi PeduliLindungi untuk datang ke bioskop. Khususnya, untuk bioskop di daerah.

"Saya minta ke Depkes dikaji ulang lagi untuk daerah. Karena banyak tidak punya ponsel. Apakah cukup sertifikat saja. Sudah bikin surat yang akan kita kirim ke Depkes. PeduliLindungi, banyak problem di daerah. Harus melihat secara utuh di daerah. Karena mereka tidak diwajibkan beli handphone yang bagus," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini