Dibutuhkan kala WFH, Begini Prospek Saham Furnitur WOOD SOFA Cs

Bisnis.com,21 Sep 2021, 19:41 WIB
Penulis: Annisa Saumi
Ruang produksi pabrik mebel Raisa House of Excellence di Jepara, Jawa Tengah. (Foto: Istimewa)

Bisnis.com, JAKARTA - Tren bekerja dari rumah atau work from home (WFH) yang diakibatkan pandemi Covid-19 belum berakhir hingga saat ini. Furnitur menjadi salah satu barang yang dibutuhkan masyarakat di tengah WFH dan mempengaruhi kinerja emiten furnitur.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, tren WFH memang mempengaruhi kinerja emiten di sektor furnitur. Namun, selain WFH, kinerja sektor properti juga mempengaruhi kinerja emiten di sektor ini.

"Furnitur ini ada kaitannya dengan properti. Saat ini kalau kita bicara properti dalam posisi yang melambat. Ini yang harus dicermati," ucap Nico ketika dihubungi, Selasa (21/9/2021).

Dia melihat, emiten di sektor furnitur ini memiliki peluang untuk memenuhi permintaan ekspor. Pasar ekspor Amerika Serikat (AS) menurutnya saat ini lebih menjanjikan bagi emiten sektor furnitur, dibanding China yang perekonomiannya sedang melambat.

"Sejauh mana emiten ini bisa mengoptimalkan diversifikasi produknya, ini bisa jadi serapan khususnya dari pasar ekspor," tutur dia.

Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, volume transaksi emiten sektor furnitur cenderung tidak terlalu besar. Herditya mengamati tiga saham sektor furnitur, yakni PT Boston Furniture Industries Tbk. (SOFA), PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD), dan PT Gema Grahasarana Tbk. (GEMA).

"Mengenai teknikalnya saat ini pergerakan ketiga saham furnitur tersebut masih cenderung sideways, apabila dilihat dari indikator MACD dan Stochasticnya," kata Herditya dihubungi terpisah.

Adapun MNC Sekuritas memiliki target price terdekat di harga Rp63 untuk SOFA, Rp765 untuk WOOD, dan Rp380 untuk GEMA.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini