Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) mencatat klaim bruto industri asuransi syariah melambung hingga Rp9,75 triliun sepanjang kuartal II/2021 atau naik 72,77 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Ketua Bidang Riset dan Inovasi Asuransi Jiwa Syariah AASI Ronny Ahmad Iskandar mengatakan bahwa kenaikan pembayaran klaim bruto tersebut dipicu dari naiknya klaim bruto pada asuransi jiwa syariah. Klaim bruto asuransi jiwa naik dari Rp4,95 triliun pada kuartal II/2020 menjadi Rp9,02 triliun pada kuartal II/2021.
"Ini seiring kenaikan kontribusi bruto dan kondisi saat ini. Peningkatan itu memang dari klaim meninggal. Dalam kondisi pandemi, yang meninggal baik terpapar Covid atau tidak, signifikan kenaikannya," ujar Ronny dalam konferensi pers kinerja, Selasa (21/9/2021).
Sejalan dengan asuransi jiwa, klaim bruto reasuransi syariah juga tercatat naik dari Rp361 miliar pada kuartal II/2020 menjadi Rp446 miliar pada kuartal II/2021. Sebaliknya, klaim bruto dari asuransi umum syariah turun dari Rp334 miliar pada kuartal II/2020 menjadi Rp287 miliar pada kuartal II/2021.
Sementara itu, rasio klaim dana tabarru asuransi syariah secara keseluruhan mengalami pertumbuhan paling tinggi pada kuartal II/2021, yakni mencapai 97,51 persen.
Adapun, rasio klaim dana tabarru dari asuransi jiwa syariah mencapai 119,14 persen. Meski tinggi, menurut Ronny, rasio klaim tersebut masih dalam batasan aman dan tidak akan menghambat pertumbuhan asuransi jiwa syariah ke depan. Hal ini mengingat rasio klaim tersebut merupakan perbandingan klaim pada tahun berjalan terhadap kontribusi tabarru yang masuk pada tahun itu juga.
"Artinya, kalau lihat secara total aset dana tabarru, liat solvabilitas secara keseluruhan itu rata-rata anggota masih sehat. Di sisi lain, kami punya aset dana tabarru yang memang sudah terbentuk dari tahun-tahun sebelumnya," kata Ronny.
"Kami melihat rasio klaim di atas 100 persen ini tidak memberatkan karena sifatnya incidental, tidak selalu konsisten. Kecuali kalau misalkan ini berlarut-larut, tahun depannya begitu lagi, mungkin akan berdampak," imbuhnya.
Sementara itu, AASI mencatat industri asuransi syariah membukukan kontribusi bruto senilai Rp11,55 triliun sepanjang kuartal II/2021 atau tumbuh 51,89 persen dibandingkan dengan capaian kontribusi bruto pada kuartal II/2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel