Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia melakukan transaksi (manajemen liabilitas) liability management di pasar global untuk yang pertama kalinya skema Tender Offer untuk membeli kembali (buyback) delapan seri global bond yang dimiliki oleh investor.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Selasa (21/9/2021), antusiasme investor global untuk berpartisipasi dalam transaksi ini cukup tinggi.
“Hal ini tercermin dari jumlah instruksi tender yang diterima untuk seluruh seri yang totalnya mencapai USS2,68 miliar,” demikian kutipan resmi tersebut.
Pemerintah memutuskan untuk melakukan pembelian kembali global bond dengan nilai total US$1,16 miliar atau sekitar Rp16,24 triliun (estimasi kurs Rp14.000 per dolar AS), dengan total pembayaran tunai (cash consideration) sebesar US$1,24 miliar.
Berikut rincian hasil transaksi Tender Offer dimaksud:
Seri Global Bonds | Jumlah Pokok yang Diterima untukPembelian Kembali | Faktor Prorata |
3,750% Global Bonds yangjatuh tempo pada tahun 2022 | US$515,19 juta | 100% |
2,950% Global Bonds yangjatuh tempo pada tahun 2023 | US$0 | NA |
3,375% Global Bonds yangjatuh tempo pada tahun 2023 | US$239,05 juta | 75.9% |
5,375% Global Bonds yangjatuh tempo pada tahun 2023 | US$180,781 juta | 100% |
5,875% Global Bonds yangjatuh tempo pada tahun 2024 | US$0 | NA |
4,450% Global Bonds yangjatuh tempo pada tahun 2024 | US$223,885 juta | 100% |
4,125% Global Bonds yangjatuh tempo pada tahun 2025 | US$0 | NA |
4,750% Global Bonds yangjatuh tempo pada tahun 2026 | US$0 | NA |
sumber: DJPPR Kemenkeu.
Transaksi liability management untuk Surat Berharga Negara dalam valuta asing di pasar global merupakan bagian dari upaya pengelolaan portofolio instrumen pembiayaan APBN.
Pada transaksi ini, pemerintah berhasil mencapai tujuan pelaksanaan transaksi liability management ini yaitu untuk memperpanjang maturity profile instrumen global bond serta melakukan penghematan biaya utang dari penurunan beban bunga, dengan memanfaatkan suku bunga pasar yang saat ini relatif rendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel