Hadapi Tapering The Fed, Mirae Asset Tambah 5 Rekomendasi Saham

Bisnis.com,23 Sep 2021, 16:05 WIB
Penulis: Yuliana Hema
Pengunjung berada di dekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/7/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Mirae Asset Sekuritas menambahkan lima saham pilihan seiring dengan rencana tapering Federal Reserve.

Head Of Research Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya memaparkan pihaknya menghapus rekomendasi atas saham PRDA, HEAL, TOWR, MAPI dan LSIP dan condong ke sektor perbankan, retail, properti, penambangan batu bara, dan penambangan nikel.

Hariyanto menjelaskan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dipilih karena pihaknya melihat adanya pertumbuhan pinjaman dan laba bersih yang bagus ke depannya.

"Dengan dikonsolidasi BRIS ke BMRI, ini pemembuat daripada loan dan laba bersih akan bagus. Selain itu, peluncuran Livin 2.0 super app akan membuat BMRI bisa bersaing di garda terdepan dalam digital banking," jelasnya dalam unggahan YouTube Mirae Asset, dikutip Kamis (23/9/2021).

Mirae Asset merekomendasi saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dari sektor properti. Menurutnya, saham BSDE dipilih lantaran kinerja pre-sales perseroan selama semester I/2021 telah Rp4,5 triliun atau 65 persen per YoY dari target akhir 2021 sekitar Rp7 triliun.

Dari sektor pertambangan batu bara, Mirae Asset merekomendasikan saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).

“Harga batu bara di kuartal II//2021 yang naik baru akan terlihat di laba bersih ITMG pada semester II/2021,” paparnya.

Sementara, saham PT Aneka Tabang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dipilih karena kinerja keduanya didukung oleh naiknya harga nikel.

Di sisi lain, Hariyanto menilai jika IHSG terjadi koreksi karena isu tapering The Fed ini merupakan sebuah peluang untuk memburu saham dengan fundamental yang bagus dan prospektif.

"Jika terjadi koreksi karena isu tapering, kita melihat ini peluang untuk membeli saham berfundamental yang bagus dan prospektif karena koreksi ini bersifat sementara,” pungkasnya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini