Nike Pangkas Proyeksi Penjualan Setelah Tutup Pabrik di Vietnam

Bisnis.com,24 Sep 2021, 17:42 WIB
Penulis: Reni Lestari
Produk inovasi Nike terbaru/dokumentasi

Bisnis.com, JAKARTA - Nike Inc. menurunkan prospek penjualannya karena penundaan produksi dan pengiriman yang menghambat upaya perusahaan untuk memenuhi kenaikan permintaan pada sepatu dan pakaian atletik.

Dilansir Bloomberg, Jumat (24/9/2021), perusahaan itu mengatakan penjualan kuartal ini mungkin turun karena penutupan pabrik di Vietnam mencegah Nike memenuhi permintaan konsumen. Itu berarti pertumbuhan setahun penuh akan berada di pertengahan satu digit daripada tingkat persentase dua digit yang ditargetkan Nike sebelumnya.

Penutupan pabrik di Vietnam karena lonjakan aksus Covid sangat memukul produsen pakaian atletik karena mereka tidak dapat memasok sepatu yang cukup kepada konsumen di seluruh dunia. Adapun, Adidas AG mengambil sekitar sepertiga dari produksinya di Vietnam tahun lalu.

Chief Executive Officer Puma SE Bjorn Gulden mengatakan bahwa perusahaan berusaha untuk mendapatkan produksi lebih banyak dari China untuk menebus penurunan di Vietnam.

Saham Nike turun 3,9 persen menjadi US$153,32 dalam perdagangan diperpanjang di New York. Saham telah naik 13 persen sepanjang tahun ini sampai penutupan Kamis di New York. Adapun Adidas turun sebanyak 2,7 persen dan Puma sebanyak 2,9 persen di perdagangan Frankfurt Jumat.

Chief Financial Officer Nike Matthew Friend mengatakan sebagian besar pabrik Nike di Vietnam tetap tutup karena mandat pemerintah dan perusahaan telah kehilangan sekitar 10 minggu produksi sejak pertengahan Juli. Nike memperkirakan fasilitas tidak dibuka kembali hingga Oktober, dan mereka akan membutuhkan beberapa bulan untuk meningkatkan produksi.

"Ini semua tentang inventaris. Permintaan jelas sangat tinggi. Berapa banyak persediaan dalam perjalanan, dan apakah itu cukup untuk memenuhi permintaan liburan?,” kata analis Intelijen Bloomberg Poonam Goyal.

Dalam pernyataannya, pembuat sepatu mengatakan persediaan berada di angka US$6,7 miliar untuk kuartal tersebut, yang datar dari tahun lalu.

Sementara itu, waktu pengiriman dari Asia ke Amerika Utara, memburuk dua kali lipat menjadi 80 hari karena kemacetan pelabuhan dan kereta api dan kekurangan tenaga kerja. Itu membuat banyak persediaan tertinggal dalam perjalanan sementara margin dirugikan oleh biaya tambahan angkutan laut yang lebih tinggi.

"Kami memiliki persediaan harga penuh yang tidak dapat digunakan untuk melayani permintaan konsumen saat ini di kuartal ini,” kata Friend.

Pendapatan Nike naik 12 persen menjadi US$12,2 miliar dalam tiga bulan hingga Agustus, meleset dari ekspektasi analis sebesar US$ 12,5 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini