Selain Berkah Diskon PPnBM, Begini Strategi ADMF Genjot Pembiayaan

Bisnis.com,24 Sep 2021, 14:51 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Nasabah melakukan penyelesaian administrasi di kantor Adira Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (9/2)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (Adira Finance) optimistis tetap bisa menggenjot pertumbuhan di luar objek mobil baru yang mendapat insentif pajak barang mewah (PPnBM) ditanggung pemerintah 100 persen.

Harry Latif, Direktur Portofolio Adira Finance mengakui bahwa PPnBM 100 persen memang akan membantu perusahaan mengejar target peningkatan pembiayaan baru hingga 20 persen sampai 30 persen (year-on-year/yoy) di akhir tahun, dibandingkan tutup buku periode 2020.

Sekadar informasi, emiten berkode ADMF ini mencatatkan pembiayaan baru mencapai Rp18,6 triliun sepanjang 2020. Sementara sepanjang semester I/2021, realisasinya telah sampai ke Rp11,8 triliun atau naik 17,3 persen (yoy).

"Perpanjangan ini tetap akan berdampak positif kepada kinerja Perusahaan, mengingat di semester I/2021 pembiayaan mobil baru di ADMF meningkat sekitar 30 persen [yoy]," jelasnya, Jumat (24/9/2021).

Namun demikian, ADMF pun masih punya kepercayaan diri lebih apabila PPnBM nantinya berhenti, karena objek pembiayaan andalan penyumbang outstanding masih dipegang sepeda motor di kisaran 55 persen dari portofolio.

"Hingga Agustus 2021, total pembiayaan roda dua mengalami kenaikan 26 persen (yoy) menjadi Rp6,8 triliun apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya, yaitu Rp5,4 triliun. Peningkatan dari sepeda motor di atas 20 persen ini kami proyeksi berkontribusi besar untuk total portofolio," ungkapnya.

Adapun, untuk mobil baru yang trennya menyumbang pembiayaan baru ADMF di kisaran 44 persen setiap tahun, didominasi jenis mobil yang dalam periode ini tidak terdampak perpanjangan diskon PPnBM.

"Pada segmen mobil baru, segmen kendaraan komersial berkontribusi sekitar 60 persen dari total pembiayaan mobil baru. Sedangkan dari segmen passenger, yang banyak diminati konsumen biasanya dibawah harga Rp200 juta, terutama pada mobil LCGC," tambahnya.

Sekadar informasi, kendaraan komersial terpopuler di ADMF seperti low pick-up susah menikmati PPnBM 0 persen. Begitu pula dengan mobil LCGC, yang masih menikmati diskon pajak barang mewah secara penuh, baru akan terkena tarif PPnBM 3 persen pada Oktober 2021 karena penerapan regulasi baru.

ADMF sendiri masih optimistis regulasi anyar PPnBM yang kini mengacu pada emisi gas buang tiap jenis kendaraan, tetap akan menggairahkan penjualan otomotif dan berdampak positif ke industri pembiayaan.

"Karena peraturan baru ini sudah tidak mengklasifikasi sedan atau non sedan, sistem penggerak, serta lebih longgar terhadap kapasitas mesin. Namun, aturan baru ini memang akan mengubah tarif insentif pajak di beberapa segmen yang selama ini didapatkan konsumen. Tapi secara keseluruhan kami berharap kebijakan PPnBM baru ini tetap mendorong penjualan otomotif hingga akhir tahun," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Azizah Nur Alfi
Terkini