Bahlil Ungkap Banyak Menteri Jokowi Kena 'Mata Panda', Ini Sebabnya

Bisnis.com,27 Sep 2021, 09:00 WIB
Penulis: Newswire
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia membeberkan cerita di balik kerja para menteri di Kabinet Indonesia Maju dalam menangani pandemi Covid-19.

Menurutnya, hampir tiap pekan, para pembantu presiden terus memikirkan strategi-strategi baru untuk menyusun kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dengan menyesuaikan kondisi penyebaran virus Corona.

“Menteri-menteri sekarang itu matanya di bawah hitamnya [mata panda] banyak karena jarang tidur, karena selalu berpikir minggu ini kami punya strategi A, dua minggu ke depan strategi A itu bisa berlaku lagi apabila kondisi sudah berubah,” ujar Bahlil dalam diskusi di acara Indikator Politik Indonesia, Minggu (26/9/2021).

Pemerintah, kata Bahlil, tidak memiliki acuan referensi untuk menangani pandemi karena wabah ini belum pernah terjadi sejak beberapa dekade sebelumnya. Bahkan, hal yang sama dirasakan oleh hampir semua negara di dunia.

Dengan demikian, pemerintah terus memodifikasi konsep penanganan pandemi Covid-19 dengan mempertimbangkan ancaman munculnya varian-varian baru atau mutasi virus Corona.

Adapun berdasarkan kebijakan Presiden Joko Widodo alias Jokowi, Bahlil mengatakan dalam menangani wabah, negara menjalankan konsep gas dan rem. “Remnya bagaimana mengatasi pandemi, gasnya bagaimana agar tidak membiarkan ekonomi terpuruk. Ini posisi yang sulit,” ujar Bahlil.

Dia mengakui adanya temuan survei dari Indikator Politik Indonesia yang menyatakan 44,1 persen masyarakat tidak puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi saat ini. Bahlil tidak akan membantah survei itu, namun dia mengklaim bahwa kepercayaan publik terhadap pemerintah terus terbangun.

Indikatornya, kata Bahlil, dapat terlihat dari realisasi investasi. Meski pada Juli-Agustus terjadi penurunan kegiatan perekonomian akibat pembatasan mobilisai masyarakat, Bahlil menyatakan angka realisasi investasi tidak menurun signifikan.

Bahkan pada kuartal III, Bahlil meyakini tren investasi masih akan tumbuh. Selain itu, dia mengklaim, penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia termasuk yang terbaik di Asean ketimbang negara lain.

“Kita harus bersyukur bahwa apa yang terjadi [penanganan pandemi] oleh Menteri Kesehatan dan BNPB berjalan, Indonesia berhasil keluar dari zona merah yang luar biasa,” ujar Bahlil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini