Tingkatkan Inklusi Keuangan, OJK Kembali Gelar BIK pada Oktober 2021

Bisnis.com,28 Sep 2021, 21:23 WIB
Penulis: Denis Riantiza Meilanova
Karyawan menjawab telepon di Call Center Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Senin (30/12/2019). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama industri jasa keuangan terus berupaya mendorong akses keuangan kepada masyarakat yang diyakini bisa mendukung pemulihan ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Untuk itu, OJK dan industri jasa keuangan kembali menggelar kegiatan tahunan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) secara terintegrasi, masif, dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia pada 1-31 Oktober 2021 dengan tema Inklusi Keuangan Untuk Semua, Bangkitkan Ekonomi Bangsa.

Anggota Dewan Komisioner OJK bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara menjelaskan bahwa inklusi keuangan memiliki peranan penting dan strategis sehingga diharapkan dapat menjadi solusi untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19.

"Bulan Inklusi Keuangan digelar sebagai salah satu upaya mendekatkan masyarakat dengan produk dan layanan keuangan. Dengan semakin terbukanya akses keuangan masyarakat, penggunaan produk dan layanan keuangan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan akan meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Tirta melalui siaran pers, Selasa (28/9/2021).

Pelaksanaan Bulan Inklusi Keuangan ini, lanjut Tirta, diharapkan juga mendorong pembukaan rekening, pemberian kredit/pembiayaan, serta penggunaan produk atau layanan jasa keuangan, dan untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap budaya menabung dan mempublikasikan program literasi dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen.

Sampai dengan September 2021 ini, OJK terus melakukan berbagai kegiatan sosialisasi untuk meningkatkan edukasi dan literasi keuangan masyarakat secara virtual kepada masyarakat dengan jumlah kegiatan sekitar 1.000 di berbagai daerah dengan jumlah materi sebanyak 295 konten.

Selain itu, sosialisasi inklusi keuangan juga terus dilakukan di berbagai daerah oleh 307 Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) melalui sejumlah kegiatan seperti KUR Klaster dan business matching untuk UMKM.

Kemudian untuk meningkatkan inklusi di kalangan pelajar, OJK terus mendorong program Satu Rekening Satu Pelajar (Kejar) yang menargetkan 70 persen pelajar Indonesia memiliki rekening tabungan perbankan di tahun ini.

OJK juga sedang menyiapkan konten-konten edukasi keuangan melalui learning manajemen system yang menampilkan modul-modul edukasi semua sektor jasa keuangan seperti perbankan, industri keuangan nonbank, pasar modal, dan fintech yang bisa diakses secara elektronik.

Berbagai program BIK 2021 akan berfokus pada:

1. Penjualan produk/jasa keuangan berinsentif melalui pemberian discount, cashback, point, bonus atau reward;

2. Fasilitasi pemberian kredit/pembiayaan bagi masyarakat serta pelaku usaha kecil dan mikro, antara lain melalui kegiatan business matching;

3. Pameran jasa keuangan yang dapat dilakukan secara virtual, menyesuaikan dengan kondisi lokasi pelaksanaan kegiatan;

4. Pembukaan rekening, polis dan lainnya;

5. Kegiatan edukasi keuangan antara lain melalui kegiatan webinar; dan/atau

6. Kampanye dan publikasi program literasi dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen secara masif.

Sebagai rangkaian kegiatan dari BIK 2021, juga akan diselenggarakan pameran produk/jasa keuangan FinExpo BIK 2021 secara virtual pada 18 Oktober-2 November 2021 yang dapat diakses masyarakat melalui website dan mobile phone pada alamat www.finexpo-bik2021.id. FinExpo BIK 2021 merupakan platform bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi program promo, reward, edukasi keuangan, dan kegiatan selama BIK 2021.

Tirta berharap melalui kegiatan BIK 2021 dapat memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap produk dan layanan jasa keuangan, serta memberi kemudahan untuk membuka akses keuangan untuk sektor perbankan, pasar modal, perasuransian, lembaga pembiayaan, pergadaian, dana pensiun, fintech, serta e-commerce sehingga dapat memberikan dampak positif dalam mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), serta pencapaian target inklusi keuangan sebesar 90 persen pada akhir 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini