Hingga Agustus Ekspor Batu Bara INDY ke China Masih Stagnan

Bisnis.com,28 Sep 2021, 20:35 WIB
Penulis: Rayful Mudassir
Aktivitas kontrak pertambangan PT Petrosea Tbk. Anak usaha Indika Energy ini memiliki pengalaman 48 tahun di bidang kontraktor pertambangan. /petrosea.com

Bisnis.com, JAKARTA — PT Indika Energy Tbk. (INDY) mencatatkan ekspor batu bara ke China mencapai 8 juta ton hingga Agustus 2021. Perusahaan tetap menyesuaikan ekspor sesuai permintaan pasar. 

Head of Corporate Communications Indika Energy Ricky Fernando mengatakan bahwa jumlah ekspor tersebut sama dibandingkan periode sama pada 2020.

Meski demikian, ekspor tersebut akan tetap disesuaikan dengan permintaan negara pengimpor. Terlebih China sedang mengalami krisis energi akibat menipisnya pasokan batu bara serta mulai dialihkan ke energi bersih. 

“Kami senantiasa menyesuaikan dengan permintaan yang ada,” katanya kepada Bisnis, Selasa (28/9/2021). 

Berdasarkan data Bloomberg, harga jual batu bara thermal Newcastle untuk kontrak Desember 2021 tembus US$205 per metrik ton pada Selasa (28/9/2021). Angka ini meningkat hingga 3,30 persen secara harian. 

Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) Febriati Nadira mengatakan bahwa China merupakan salah satu negara tujuan ekspor perusahaan. 

Pada 2021, permintaan batu bara dari China cukup positif. Proporsi penjualan komoditas itu ke Negeri Tirai Bambu pada semester I/2021 mencapai 20 persen. 

“Kami optimis terhadap prospek bisnis batubara di semester 2 ini namun akan tetap berhati-hati,” katanya. 

Angka ini terus melonjak setelah permintaan tinggi dari sejumlah negara industri di Eropa namun tidak didukung oleh suplay memadai negara produsen.

Dia menyebutkan bahwa Adaro akan memaksimalkan keunggulan operasional bisnis inti dengan meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi. Selain itu, korporasi juga tetap menjaga kas dan mempertahankan posisi keuangan yang solid di tengah situasi ini. 

Febrianti menegaskan bahwa perusahaan berkode emiten ADRO ini tetap mengikuti ketentuan domestic market obligation (DMO) yang telah ditetapkan. Tahun ini, perusahaan menargetkan produksi batu bara 2021 sekitar 52 - 54 juta ton.

“Adaro akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan dengan terus berfokus untuk mempertahankan margin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini