Jadi Bank Digital, AGRO Bidik Raih 7 Juta Nasabah Gig Economy

Bisnis.com,28 Sep 2021, 13:03 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Karyawati melayani nasabah di kantor cabang PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (BRI Agro), di Jakarta, Jumat (9/11/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. atau yang kini berganti nama menjadi PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) menyatakan bakal bertransformasi menuju bank digital, dengan fokus menyasar segmen gig economy. Dalam lima tahun ke depan, ditargetkan ada 6 hingga 7 juta nasabah dari segmen tersebut.

Direktur Utama BRI Agro Kaspar Situmorang mengatakan perusahaan tengah menjalankan proses transformasi bisnis model baru serta membenahi bisnis yang sudah ada.

“Arah transformasi tersebut akan menyasar segmentasi pasar yang baru yaitu untuk memberikan layanan terhadap sektor gig economy atau sektor pekerja informal,” ujarnya dalam paparan publik, Senin (27/9/2021).

Gig economy merupakan sebutan untuk pasar tenaga kerja, yang identik dengan karyawan kontrak jangka pendek atau pekerja lepas. Sudut pandang lain menyebutkan, gig economy didefinisikan sebagai lingkungan kerja fleksibel dalam hal kerja, tetapi minim perlindungan.

Kaspar menuturkan setiap tahunnya jumlah gig economy workers di Indonesia meningkat secara konsisten. Laju tersebut juga semakin didorong oleh keadaan pandemi Covid-19.

Sebagai gambaran, jumlah gig economy workers meningkat sebesar 27,07 persen secara tahunan (yoy), sedangkan jumlah karyawan purnawaktu menurun sebesar 8,84 persen yoy. Lonjakan dari gig workers ini berkontribusi terhadap pertumbuhan angkatan kerja secara positif dalam bentuk penambahan sebanyak 1,94 juta gig workers baru selama pandemi.

Ke depannya, gig economy juga diproyeksikan untuk mencapai 74,81 juta gig workers pada 2025. Melihat perkembangan itu serta peralihan perilaku ke arah digital, pekerja gig economy dinilai akan menjadi pilar penting dalam memperkuat perekonomian bangsa.

“BRI Agro mudah-mudahan bisa menangkap 10 persen dari estimasi 74,81 juta tadi atau sekitar 6 sampai dengan 7 juta gig economy workers dalam lima tahun ke depan,” tuturnya.

Secara spesifik, Kaspar menuturkan ada beberapa segmen potensial dalam gig economy, di antaranya adalah agent banking atau agen perbankan, pekerja di sektor ride hailing, e-commerce, dan sejumlah perusahaan rintisan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini