Bisnis.com, JAKARTA - Lonjakan harga batu bara di pasar global yang menembus US$200 per ton bahkan hingga kontrak Desember 2021 membawa saham-saham emiten tambang emas hitam itu melejit di zona hijau. Melimpahnya uang kas dan dukungan pemerintah berupa tambahan izin penambangan membuat fundamental perusahaan batu bara semakin kokoh.
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman Oktober 2021 menyentuh level US$210 per ton pada perdagangan Selasa (28/9). Batu bara lanjut memanas setelah menembus US$204,75 pada perdagangan sehari sebelumnya.
Rekor harga batu bara itu memantik pergerakan harga saham emiten-emiten tambang batu bara di Bursa Efek Indonesia. Kemarin, mayoritas saham emiten batu bara kompak menghijau. Indeks IDX Sector Energy yang sebagian gambaran kinerja emiten batu bara -karena dicampur dengan emiten minyak dan gas- menguat 6,98 persen pada perdagangan kemarin. Alhasil sepanjang tahun berjalan 2021, indeks tersebut memantul dengan kenaikan 16,67 persen.