Vaksinasi Tenaga Pendidik dan Mahasiswa Wilayah III Capai 95 Persen

Bisnis.com,29 Sep 2021, 15:30 WIB
Penulis: Akbar Evandio
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III Kemendikbudristek, Agus Setyo Budi./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III, Agus Setyo Budi menyampaikan kegiatan vaksinasi untuk kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di wilayah III terus digencarkan.

Dia mengatakan, hingga hari ini untuk LLDikti di wilayah III kegiatan vaksinasi untuk dosen, tenaga pendidik, dan mahasiswa sudah hampir 95 persen tercapai.

“Kami paling pertama [mencapai persentase tersebut] dan LLDikti wilayah 3 itu sentra vaksinnya ada 24 tempat. Oleh karena itu di DKI juga mungkin [kami] yang paling cepat,” katanya dalam diskusi virtual bersama Bisnis, Rabu (29/9/2021).

Dia melanjutkan, terdapat jumlah yang banyak dari sentra vaksin yang tersebar di LLDikti wilayah III disebabkan rata-rata perguruan tinggi yang memiliki fakultas kedokteran otomatis ditunjuk sebagai Sentra Vaksin.

Namun, meskipun tidak memiliki fakultas kedokteran, tetapi jika dia merupakan institusi kesehatan, maka diperbolehkan untuk turut menjadi Sentra Vaksin sehingga totalnya berjumlah 24 di wilayah III.

Adapun, Agus mengatakan dari total 95 persen tenaga pendidik dan mahasiswa yang telah divaksin, sudah termasuk dosen lansia. Sebab, terdapat aturan bagi dosen yang belum divaksin sebanyak 2 kali, maka tidak boleh mengajar dalam kegiatan PTM Terbatas.

Agus melanjutkan, untuk dosen yang tidak belum divaksin sebanyak dua kali dosis, maka pemerintah telah menyiapkan antisipasidengan menggunakan skema team teaching, yaitu dosen yang tidak memenuhi syarat PTM harus melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau skema hybrid learning.

“Skema ini relatif tidak mengganggu kegiatan belajar, karena persiapan perguruan tinggi yang kami survei yang menunjukan tingkat kesiapan sehingga dipastikan aman dan lancer,” katanya.

Dia mengatakan, LLDikti juga terus melakukan kunjungan terhadap perguruan tinggi yang menggelar PTM Terbatas dengan memeriksa protokol kesehatan yang diterapkan terutama masalah air yang harus dipastikan bisa keluar banyak karena untuk kebutuhan cuci tangan.

“Mekanisme pemantauannya jadi kami pakai gawai untuk melihat setiap titik dan sudut yang ingin kami pantau, ketika ada yang aneh maka kami kirim tim ke sana,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Edi Suwiknyo
Terkini