Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. atau yang telah berganti nama menjadi PT Bank raya Indonesia Tbk. (AGRO) akan menggelar hak memesan efek terlebih dahulu (HMTETD) atau right issue dalam perjalanan transformasi digitalnya.
Direktur Keuangan dan Operasional BRI Agroniaga Arif Wicaksono mengatakan sesuai dengan yang telah disampaikan melalui Laporan Informasi Prospektus Ringkas ke Bursa Efek Indonesia pada tanggal 30 September 2021, BRI Agro akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,15 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Saham baru hasil pelaksanaan HMETD dalam PMHMETD IX memiliki hak yang sama dan sederajat dalam segala hal termasuk hak atas dividen dengan saham lama. Dalam hal pemegang saham mempunyai HMETD dalam bentuk pecahan, maka hak atas pecahan Efek tersebut wajib dijual oleh Perseroan dan hasil penjualannya dimasukkan ke dalam rekening Perseroan.
Pemegang saham utama perseroan, yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), akan melaksanakan haknya dalam PMHMETD IX ini.
Dana yang diperoleh dari hasil PMHMETD IX ini setelah dikurangi seluruh biaya emisi akan digunakan untuk penguatan permodalan terutama sebagai modal kerja perseroan dalam rangka penyaluran dana berbasis digital.
“Adapun terkait besaran dana yang akan dibidik, tentunya akan kami infokan setelah rangkaian aktivitas rights issue kami selesai dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,“ ujar Arief kepada Bisnis pada Senin (4/10/2021).
Arief pun menambahkan pendapatan bunga neto perseroan meningkat 35 persen secara yoy menjadi Rp498 miliar, di mana hal tersebut didorong oleh penurunan beban bunga sebanyak 35 persen secara yoy.
“Perlu kami sampaikan bahwa Bank BRI Agroniaga Tbk. bertransformasi menjadi bank digital dan perubahan nama kami menjadi Bank Raya merupakan wujud komitmen kami dalam melaksanakan tugas baru kami,” tambah Arief.
Arief pun berharap dengan adanya perubahan nama ini Bank Raya tidak lagi dikaitkan sebagai bank yang hanya berorientasi pada bisnis agriculture.
“Tentunya dalam melaksanakan hal tersebut dibutuhkan penyesuaian dalam portofolio kredit kami, baik yang saat ini kami miliki hingga kredit yang akan kami salurkan ke depannya, di mana kami akan sepenuhnya mengutilisasi teknologi informasi dalam kegiatan perbankan kami. Hal ini pastinya akan berefek pada capaian laba akhir tahun kami. “ jelas Arief
Arief pun menutup dengan mengatakan perseroan berhasil mendapatkan persetujuan OJK selaku regulator dalam melakukan Account Opening Digital Savings.
“Sehingga nasabah kami cukup melakukan selfie pada aplikasi smartphone kami tanpa harus melakukan proses video call dengan customer service,“ tutup Arief.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel