Asuransi Asei Siap Dorong Pengembangan Ekspor Pelaku UKM

Bisnis.com,06 Okt 2021, 17:38 WIB
Penulis: Denis Riantiza Meilanova
asuransi asei

Bisnis.com, JAKARTA - PT Asuransi Asei Indonesia siap mendorong pengembangan ekspor dari pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) melalui penyediaan perlindungan terhadap risiko ekspor.

Direktur Utama Asuransi Asei Indonesia Arie Surya Nugraha mengatakan, potensi pengembangan ekspor dari pelaku UKM cukup besar.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan pada 2020, jumlah UKM yang melakukan eskpor dengan nilai ekspor kurang dari Rp50 miliar per tahun mencapai 13.755 eksportir atau 77,28 persen dari total eksportir Indonesia. Meski eskportir UKM mendominasi, kontribusi nilai ekspor UKM baru mencapai 4,09 persen dari total nilai eskpor pada 2020.

"Kami melihatnya di asuransi ada banyak potensi yang benar-benar bisa mendatangkan devisa bagi negara kita. Bayangkan yang UKM tadi bisa tumbuh eskpornya ini akan banyak datangkan devisa bagi negara kita. Ini jadi inspirasi buat kami di Asei untuk bisa membantu eksportir UKM tersebut," ujar Arie dalam webinar Optimalisasi Pasar Ekspor Nasional Melalui Asuransi Perdagangan, Rabu (6/10/2021).

Dia menuturkan bahwa pihaknya memiliki peran dalam mitigasi risiko ekspor, seperti memberikan perlindungan atas risiko kegagalan pelunasan pembayaran eskpor oleh importir. Hal ini dapat memberikan rasa aman kepada para eskportir dalam melakukan ekspor.

Dia juga mengklaim bahwa Asei memiliki kapasitas proteksi yang cukup untuk memberikan jaminan atas risiko-risiko ekspor yang dihadapi eksportir.

"Kami memberikan kapasitas asuransi yang besar kepada eskportir Indonesia. Saat ini, aset Asei memang cuma Rp1,8 triliun. Tapi tidak usah khawatir, meski barang-barang yang dieskpor dengan nilai jauh di atas Rp1,8 triliun itu bisa di-cover Asei karena ada banyak perusahaan besar di dalam dan luar negeri yang akan back-up Asei dalam penutupan asuransi perdagangan ini," katanya.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Produk Eskpor Kementerian Perdagangan Miftah Farid berharap Asei dapat mendorong peningkatan eskpor nonmigas nasional melalui penyediaan fasilitas asuransi ekspor bagi eskportir untuk mengatasi risiko pembayaran eskpor, sekaligus mendorong eksportir Indonesia untuk melakukan penetrasi ke pasar ekspor nontradisional.

Dia menyampaikan pada periode Januari-Agustus 2021, nilai eskpor nonmigas Indonesia mencapai US$134,13 miliar atau tumbuh 37 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Tentunya peningkatan nilai perdagangan ini tidak terlepas dari peran lembaga asuransi ekspor dalam upaya menghasilkan langkah strategis untuk dorong pengembangan eskpor sekaligus optimalkan layanan proteksi asuransi terbaik yang dapat diberikan," kata Miftah.

Selain itu, dalam mendukung pengembangan ekspor nasional, Miftah juga berharap agar lembaga asuransi eskpor dapat melakukan modifikasi dan diversifikasi produk-produknya, salah satunya terkait metode pembayaran. Menurutnya, pengembangan dan peningkatan eskpor dapat lebih digalakkan dengan dikembangkannya penggunaan berbagai metode pembayaran yang lazim berlaku di dunia perdagangan internasional.

Adapun, Kementerian Perdagangan memiliki target untuk meningkatkan kontribusi ekspor dari pelaku usaha UKM. Kontribusi nilai ekspor dari UKM yang masih di bawah 5 persen, menurut Miftah, menunjukkan perlunya inovasi dalam mendorong partisipasi UKM.

"Kita perlu lakukan inovasi dalam meningkatkan partisipasi UKM Indonesia pada aktivitas ekspor, salah satunya kerja sama yang digagas Kadin DIY dan Asei. Sinergi diharapkan dapat mendorong pelaku usaha, khususnya UKM, agar dapat bertahan dan terus tumbuh sehingga ke depan tidak ada keraguan untuk penetrasi ke pasar negara potensial," imbuh Miftah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Azizah Nur Alfi
Terkini