Penurunan Muka Tanah Tidak Pengaruhi Minat Masyarakat Cari Properti di Utara Jakarta

Bisnis.com,06 Okt 2021, 15:19 WIB
Penulis: Yanita Petriella
Ilustrasi. Kawasan reklamasi pantai utara, Pluit, Jakarta, Selasa (27/1/2015)./Antara-Irwansyah Putra

Bisnis.com, JAKARTA – Minat pembelian rumah di wilayah utara Jakarta tetap tinggi meskipun ada kajian permukaan tanah di kawasan tersebut mengalami penurunan hingga 12 centimeter per tahun.

Head of Advisory Colliers International Indonesia Monica Koesnovagril mengatakan bahwa sejumlah kajian terkait tanah di Pluit dan beberapa kawasan utara Jakarta terus mengalami penurunan setiap tahunnya tak mempengaruhi minat masyarakat untuk membeli hunian di daerah tersebut.

Menurutnya, properti di kawasan tersebut tetap diminati sebagai tempat tinggal meskipun harganya relatif tinggi.

“Para pengembang sudah membangun hunian di daerah Pluit dengan menggunakan teknologi yang lebih baik, sehingga rumah yang dibangun aman. Karena itulah harga rumah di sana mahal, sebab teknologi yang digunakan ini. Orang pun tetap membeli di kawasan tersebut,” ujarnya dalam media briefing virtual, Rabu (6/10/2021).

Dia menjelaskan, kajian yang menyebut bahwa Jakarta akan tenggelam di masa mendatang pun masih belum pasti, sehingga tidak menyurutkan minat masyarakat untuk mendapatkan properti di kawasan utara Jakarta.

Selain Pluit, Pantai Indah Kapuk atau PIK juga menjadi kawasan yang banyak diburu oleh masyarakat karena pertimbangan dekat dengan keluarga atau komunitas.

“Orang banyak yang mencari rumah di daerah utara Jakarta, karena ada yang dekat dengan rumah keluarganya atau sudah memiliki komunitas di sana. Jadi penurunan tanah ini tidak terlalu berpengaruh pada keputusan seseorang dalam membeli properti di Pluit. Jadi belum ada dampak karena itu, orang kemudian pindah cari ke selatan Jakarta,” tutur Monica.

Sementara itu, Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan bahwa pengembang dipastikan sudah menerapkan berbagai cara untuk mengatasi masalah penurunan muka tanah tersebut.

“Contoh saja di Kelapa Gading selalu langganan banjir dalam kurun waktu seminggu atau 2 minggu. Akan tetapi, orang tetap beli rumah di sana karena pertimbangan dekat dengan keluarga atau komunitas mereka. Mereka sudah merasa nyaman,” ucap Ferry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Lili Sunardi
Terkini