KAMUS BURSA: Apa Itu Window Dressing? Apa Dampaknya Bagi Investor?

Bisnis.com,06 Okt 2021, 16:13 WIB
Penulis: Ithamar Yaomi DC
Ilustrasi investor menganalisis pergerakan saham melalui laptop/Freepik.com

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 2,06 persen pada akhir perdagangan Rabu (6/10/2021). Apakah sentimen window dressing bisa menopang pergerakan IHSG pada akhir tahun ini?

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG terpantau parkir di level 6.417 naik 129 poin. Pada awal perdagangan, IHSG dibuka pada level 6.313 dengan level terendah 6.307 dan level tertinggi 6.441 pada hari ini. Ketika penutupan, tercatat total transaksi mencapai Rp20,70 triliun dengan nilai beli bersih atau net buy investor asing sebesar Rp4,35 triliun.

Apa Sebenarnya Window Dressing?

Dilansir dari investopedia.com, window dressing merupakan strategi yang digunakan oleh manajer investasi untuk meningkatkan penampilan kinerja saham atau reksa dana sebelum disajikan kepada investor atau pemegang saham.

Biasanya, manajer investasi menjual saham dengan kerugian besar dan membeli saham dengan harga tinggi menjelang akhir tahun atau kuartal IV. Sekuritas kemudian melaporkan transaksi tersebut sebagai bagian dari kepemilikan dana.

Istilah window dressing juga dapat merujuk pada tindakan yang diambil oleh perusahaan untuk memperbaiki laporan keuangan mereka yang akan datang. Kebijakan yang dilakukan, antara lain menunda pembayaran atau mencari cara untuk membukukan pendapatan lebih awal.

Apa Dampak Window Dressing Bagi Investor?

Laporan keuangan dan daftar kepemilikan dalam saham biasanya dikirim ke investor setiap kuartal. Para investor lantas menggunakan laporan ini untuk memantau pengembalian investasi dana yang mereka miliki.

Ketika kinerja saham menurun, manajer investasi dapat menggunakan window dressing atau menjual saham yang telah melaporkan kerugian besar dan menggantinya dengan saham yang diharapkan menghasilkan keuntungan jangka pendek untuk meningkatkan kinerja dana secara keseluruhan untuk periode pelaporan.

Bagi investor, window dressing memberikan alasan bagus untuk memantau laporan kinerja saham yang dimiliki dengan cermat. Beberapa manajer investasi mungkin mencoba meningkatkan pengembalian melalui window dressing. Ini artinya investor harus berhati-hati terhadap kepemilikan karena angka yang tercatat mungkin tidak sejalan dengan strategi dana secara keseluruhan.

Window dressing dapat meningkatkan pengembalian dana dalam jangka pendek, meskipun efek jangka panjang pada portofolio biasanya negatif.

Kepemilikan ini mungkin menunjukkan kinerja jangka pendek yang lebih tinggi, dalam jangka panjang jenis investasi ini menyeret pengembalian portofolio, dan manajer portofolio seringkali tidak dapat menyembunyikan kinerja buruk untuk waktu yang lama.

Investor pasti akan mengidentifikasi jenis investasi ini, dan akibatnya sering kali menurunkan kepercayaan terhadap pengelola dana dan meningkatkan aliran dana keluar.

Siapa yang Terlibat dalam Window Dressing?

Meskipun aturan pengungkapan dimaksudkan untuk membantu meningkatkan transparansi bagi investor, window dressing masih dapat mengaburkan praktik yang dilakukan manajer investasi.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Iwan Meier dan Ernst Schaumburg dari Northwestern University menemukan karakteristik tertentu dari dana dapat menandakan manajer mungkin terlibat dalam window dressing.

Secara khusus, dana pertumbuhan dengan perputaran tinggi dan manajer yang baru-baru ini membukukan pengembalian yang buruk lebih sering menjadi orang yang akan tampil cantik.

Selain pasar modal, window dressing juga terjadi di berbagai industri. Salah satu contohnya. perusahaan dapat menawarkan produk dengan harga diskon atau mempromosikan penawaran khusus yang meningkatkan penjualan. Upaya promosi ini berupaya meningkatkan laba di hari-hari terakhir periode pelaporan keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini