Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menilai layanan keuangan konvensional yang ada saat ini menjadi kurang efisien.
Hal ini dibuktikan dengan adanya kebiasaan hidup baru yang berlangsung selama pandemi Covid-19 yang mana telah mengubah preferensi masyarakat atas lembaga dan infrastruktur jasa keuangan.
Peningkatan pemanfaatan layanan perbankan digital terlihat meningkat dari volume dan nominal transaksi yang digunakan. Di mana peningkatan ini terlihat mulai dari penggunaan phone banking, SMS atau mobile banking, dan internet banking yang mengalami kenaikan selama satu tahun terakhir.
Pada Juni 2021, BI mencatat volume transaksi mengalami peningkatan sebesar 59,33 persen year-on-year (yoy) dengan nominal transaksi yang meningkat sebesar 60,12 persen yoy.
Peningkatan volume transaksi online utamanya disebabkan oleh penggunaan SMS atau mobile banking, dan internet banking yang masing-masing tumbuh 63,7 persen yoy dan 49,3 persen yoy per Juni 2021.
Berdasarkan survei yang dilakukan FICO, menunjukkan sebanyak 54 persen konsumen memilih untuk menyampaikan dan mencoba menyelesaikan keluhan melalui kanal digital, seperti telebanking, mobile app, email, internet banking, dan virtual conference dibandingkan harus datang langsung ke kantor cabang bank.
“Selain transaksi, pergeseran preferensi konsumen di Indonesia untuk melakukan transaksi secara online juga terlihat ketika konsumen mengalami kesulitan atau keluhan terkait layanan bank,” tulis BI dalam laporan Kajian Stabilitas Keuangan No.37 September 2021, seperti dikutip Rabu (6/10/2021).
Dengan demikian, BI mengungkapkan perkembangan bank digital bisa mempengaruhi lanskap sistem keuangan Indonesia, baik dalam aspek intermediasi maupun ketahanan dan inklusi keuangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel