Pertumbuhan Kredit Dinilai Tak Berdampak Langsung pada Saham Emiten Bank

Bisnis.com,07 Okt 2021, 14:30 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan kredit perbankan sampai dengan Agustus 2021 dinilai tidak akan berdampak langsung pada saham emiten bank, terutama bank-bank besar.

Bank Indonesia (BI) melaporkan pertumbuhan kredit perbankan masih terbatas pada Agustus 2021, yakni tumbuh tipis 1,16 persen secara tahunan (yoy).

Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada menilai bahwa realisasi itu mengindikasikan perbankan mulai berani mengucurkan kredit, meski pertumbuhannya belum terlampau tinggi.

“Ekonomi minimal bisa pulih bertahap dengan adanya kucuran kredit tersebut. Bisa jadi perbankan masih was-was dan wait and see melihat kondisi agar tidak terjadi kredit macet,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (7/10/2021).

Sementara itu, dia menambahkan bahwa sentimen kucuran kredit tersebut tidak akan langsung berimbas pada saham bank-bank besar.

Menurutnya, dampak dari pertumbuhan kredit akan menyasar kinerja dari masing-masing bank, yang nantinya dilihat oleh para pelaku pasar untuk menyesuaikan harga sahamnya.

Sebagai informasi, saham BRI (BBRI) berdasarkan data RTI telah menguat 2,09 persen secara ytd dan 25,38 persen yoy dan saham Bank Mandiri (BMRI) menguat 5,93 persen ytd dan 22,37 persen yoy.

Sementara, saham Bank BCA (BBCA) naik 5,69 persen ytd dan 21,17 persen yoy, sedangkan saham BNI (BBNI) secara ytd masih terkoreksi 3,24 persen, tetapi secara yoy menguat 22,18 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo sebelumnya mengatakan bahwa meski mampu melanjutkan pertumbuhan positif, fungsi intermediasi perbankan masih perlu ditingkatkan.

Dia mengatakan bahwa pertumbuhan itu didorong oleh membaiknya permintaan kredit dari dunia usaha sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat, menurunnya suku bunga kredit baru, serta melonggarnya standar penyaluran kredit perbankan.

Perry menyatakan kredit konsumsi dan kredit modal kerja melanjutkan pertumbuhan positif, masing-masing sebesar 2,84 dan 1,27 persen secara yoy. Ini mengindikasikan peningkatan aktivitas konsumsi terutama permintaan pemilikan rumah, serta pemulihan dunia usaha.

Dalam pemberitaan sebelumnya, survei Bank Indonesia (BI) telah mengindikasikan penyaluran kredit pada Agustus 2021 meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Hal tersebut didorong oleh jenis penggunaan KPR dan kredit konsumsi lainnya, sementara jenis Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI) diperkirakan melambat.

Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan penyaluran kredit baru pada Agustus 2021 diperkirakan terjadi pada bank umum dan Bank Pembangunan Daerah (BPD), sementara penyaluran kredit pada Bank Umum Syariah (BUS) melambat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini