Indofood CBP (ICBP) Sebut Kontribusi Pinehill Sesuai Harapan, Penjualan Naik

Bisnis.com,08 Okt 2021, 19:15 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur Tbk Anthoni Salim (kanan) memberikan penjelasan kepada awak media usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dan luar biasa, di Jakarta, Rabu (29/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konsumer PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. menyampaikan kontribusi Pinehill Company Ltd. sudah sesuai dengan yang diharapkan saat diakuisisi.

Direktur Indofood CBP Sukses Makmur Mark Julian Wakeford menyampaikan bahwa prospek penjualan perseroan akan kian meningkat di luar negeri seiring pembukaan kembali ekonomi pasca pandemi.

“Kami mengantisipasi prospek penjualan Indofood, seperti yang telah terjadi melihat kenaikan penjualan Indofood sebesar 22 persen dan Indofood CBP sebesar 20 persen pada semester I/2021,” kata Wakeford dalam paparan publik, Jumat (8/10/2021).

Wakeford menunjukkan emiten dengan kode saham ICBP itu tumbuh 80 persen dari sisi volume dan 20 persen dari sisi harga pada semester I/2021.

Adapun, kini emiten dengan konsumer Grup Salim itu telah memiliki lengan baru di luar negeri yaitu Pinehill Company Ltd. yaitu produsen mi instan dengan merk dagang Indomie berdasarkan perjanjian lisensi dengan induk perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) pada 2020. Pinehill memasarkan produk tersebut di Arab Saudi, Nigeria, Turki, Mesir, Kenya, Maroko dan Serbia.

Volume penjualan Pinehill mencapai 7,4 miliar paket mie per tahun. Namun, besaran ini tentunya belum mencapai separuh volume produksi mi instan ICBP yang mencapai 18 miliar paket per tahun pada 2016.

Wakeford mengatakan sejauh ini kontribusi Pinehill sudah sesuai dengan ekspektasi saat akuisisi tahun lalu.

“Laba dari Pinehill sudah inline dengan yang diharapkan saat akuisisi. Jadi kami melihat pertumbuhan yang akan kuat untuk INDF dan ICBP,” imbuh Wakeford.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, ICBP mencatatkan pendapatan senilai Rp28,19 miliar. Realisasi itu naik 22,35 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp23,04 triliun.

Namun, akibat kenaikan sejumlah beban, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berkurang 4,63 persen menjadi Rp3,22 triliun dari sebelumnya Rp3,37 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini