Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan khusus PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF bersiap mendongkrak kinerja dan merealisasikan program-program mandat pemerintah pada akhir periode 2021.
Sekadar informasi, kinerja perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang pembiayan sekunder perumahan ini sempat melesu pada periode 2020, terutama karena dampak sepinya permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) di industri perbankan.
Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan SMF Heliantopo pun berharap meredanya pandemi Covid-19 akan memulihkan aktivitas sektor perumahan dan real estat, sehingga pembiayaan kepada para mitra SMF bisa meningkat.
"Sejak pertengahan tahun, pemulihan ekonomi sudah terlihat dari pertumbuhan kredit, khususnya penyaluran KPR. Merujuk laporan Bank Indonesia pada Agustus 2021, penyaluran KPR dan KPA menunjukkan peningkatan 7,8 persen [year-on-year/yoy]. Hal ini menunjukan optimisme dan respons positif dari para lembaga penyalur KPR, yang kebanyakan merupakan mitra SMF," ungkapnya kepada Bisnis, Jumat (8/10/2021).
Sekadar informasi, SMF menyalurkan pembiayaan berkitan KPR siap huni terhadap para mitra lembaga penyalur KPR, mencakup perbankan konvensional maupun syariah, Bank Pembangunan Daerah (BPD), serta beberapa perusahaan pembiayaan atau multifinance.
BUMN yang termasuk sebagai salah satu Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan ini juga diberikan mandat untuk masuk ke ranah kredit konstruksi, KPR Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB), kredit mikro perumahan, KPR untuk Ruko, membantu sebagian porsi KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), dan KPR sewa-beli.
"Kami yakin para Mitra mulai kembali agresif menyalurkan KPR. Adapun, pertumbuhan [permintaan] juga terdorong dari suku bunga KPR yang cenderung menurun seiring dengan peningkatan tren likuiditas perbankan yang saat ini sangat longgar, didorong oleh kebijakan moneter yang akomodatif, dan dampak sinergi BI dengan Pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional," ujarnya.
Sebelumnya, sepanjang 2020 atau pada masa pandemi, SMF merealisasikan penyaluran pinjaman Rp6,43 triliun, kegiatan sekuritisasi Rp631 miliar, serta penerbitan surat utang Rp7,27 trililun.
Terkini, per 31 Agustus 2021, SMF telah menyalurkan pembiayaan Rp4,49 triliun yang terbagi atas pembiayaan komersial sebesar Rp1,7 triliun (13,6 persen dari target) dan penyaluran pinjaman FLPP yaitu sebesar Rp2,79 triliun (77,65 persen dari target).
"Sementara, posisi outstanding pembiayaan saat ini Rp20,45 triliun, cenderung turun 23,81 persen [yoy] dari tahun lalu. Pasalnya, penyaluran pembiayaan SMF di masa pandemi cenderung menurun. Namun, seiring dengan pulihnya perekonomian, pembiayaan baru di pertengahan tahun 2021 mulai menunjukkan peningkatan. Harapannya tren ini berlanjut sampai akhir periode," jelasnya.
Terkait sekuritisasi, SMF tengah menargetkan penerbitan Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi (EBA-SP) pada triwulan IV/2021. Adapun berkaitan penerbitan surat utang, realisasinya mencapai Rp4,6 triliun per Agustus 2021.
"Saat ini kami berupaya menerbitkan surat utang dengan bunga serendah mungkin agar dapat menyalurkan pinjaman dengan bunga lebih rendah. Sebagai dukungan kepada penyalur KPR agar bisa menyalurkan KPR dengan bunga lebih terjangkau, karena SMF pun melakukan refinance KPR bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah," ujar Heliantopo.
Sementara itu, terkait mandat untuk ikut menyalurkan pembiayaan berkaitan homestay, per Agustus 2021 perseroan telah merealisasikan pembiayaan Homestay di Tamansari, Banyuwangi pada tanggal 16 Maret 2021 sebesar Rp125 juta. Pencairan selanjutnya di periode 2021 ini akan dilaksanakan di Sembalun, Banyuwangi dan Sumedang pada triwulan IV/2021.
Terakhir, terkait pengembangan Rumah di Daerah Kumuh, per 31 Agustus 2021 perseroan telah melakukan 2 pencairan, yaitu di Lubuk Linggau sebesar Rp2 miliar untuk 31 rumah, serta Kelurahan Kampung Bugis Kota Tanjungpinang sebesar Rp1,7 miliar untuk 18 rumah.
"Selanjutnya, SMF akan melalukan pencairan lagi berkaitan mandat pengembangan rumah kumuh ini di beberapa kota, yaitu Banjarmasin, Manado, dan Beli [NTT] yang akan direalisasikan pada triwulan IV/2021," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel