Dua Wartawan Raih Nobel Perdamaian, Fadli Zon Ingatkan Insan Pers Indonesia

Bisnis.com,11 Okt 2021, 09:44 WIB
Penulis: Aprianus Doni Tolok
Pemimpin redaksi Rapller, Maria Ressa dibebaskan dengan jaminan pada hari ini, Kamis (14/2/2019), sehari setelah ditahan atas tuduhan fitnah digital oleh aparat hukum Filipina./Reuters .

Bisnis.com, JAKARTA — Dua wartawan, Maria Ressa dari Filipina dan Dmitry Muratov dari Rusia, memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian 2021.

Pihak Komite Nobel Norwegia menyatakan, dua wartawan tersebut dinilai gigih dalam memperjuangkan kebebasan berekspresi di negaranya masing-masing meskipun di tengah kondisi demokrasi yang kian merosot.

Melihat capaian tersebut, Politikus Partai Gerindra Fadli Zon menyampaikan bahwa hal itu bisa menjadi pengingat insan pers Indonesa untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebaik mungkin.

“Hadiah Nobel bg @mariaressa seharusnya jadi wake up call bagi pers di Indonesia. Pers punya tanggung jawab menjaga demokrasi, watchdog thd otoritarianisme n berbagai bentuk ketidakadilan. Dulu ada wartawan jihad Mochtar Lubis. Smg lahir Mochtar Lubis n Maria Ressa di Indonesia,” cuitnya melalui akun Twitter @fadlizon, Senin (11/10/2021).

Seperti diberitakan sebelumnya, Ressa, yang mendirikan situs jurnalisme investigasi Rappler, memfokuskan sebagian besar karyanya pada perang kontroversial dan kekerasan Presiden Filipina Rodrigo Duterte terhadap narkoba.

Menurut Komite Nobel, dia juga mendokumentasikan bagaimana media sosial digunakan untuk menyebarkan berita palsu, melecehkan lawan dan memanipulasi wacana publik.

Sementara itu, Muratov mendirikan surat kabar Rusia Novaya Gazeta pada 1993 dan menjadi pemimpin redaksi selama 24 tahun.

Adapun, terakhir kali wartawan yang menerima penghargaan serupa adalah pada 1935 yakni Carl von Ossietzky dari Jerman karena mengungkapkan program persenjataan kembali rahasia negaranya pasca-perang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini