Banjir Semarang, Lagu Lama Sejak Zaman Belanda

Bisnis.com,11 Okt 2021, 07:20 WIB
Penulis: M Faisal Nur Ikhsan
Ilustrasi / Antara-Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, SEMARANG - Hujan yang tidak terlampau deras membasahi Kota Semarang pada Jumat (8/10/2021). Tak seberapa lama, Jl. Soekarno-Hatta yang berada di sebelah timur Kota Semarang tergenang air hujan.

Memang, genangan tersebut dapat surut dalam hitungan jam. Namun, perlu diingat bahwa hujan yang turun pada awal Oktober penanda baru dimulai musim hujan di Jawa Tengah.

Sebelumnya, pada puncak musim hujan yang jatuh awal tahun 2021, warga Kota Semarang sempat kewalahan. Banjir tersebar di beberapa titik di wilayah. Banjir juga terjadi di beberapa ruas jalan yang terhubung dengan Jl. Soekarno-Hatta, seperti di Jl. Gajah dan Jl. Citarum.

Banjir yang terjadi pada bulan Januari-Februari 2021, bahkan sempat mengganggu akses transportasi di Jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa.

Kendaraan dari Kota Semarang mesti memutar agak ke utara untuk bisa mencapai wilayah Kabupaten Demak dan Kudus. Begitu pula sebaliknya. Belum diketahui pasti berapa kerugian yang ditimbulkan akibat bencana ini, yang pasti, tak hanya kalangan pengusaha, warga pun ikut terdampak.

Banjir memang jadi masalah tahunan yang terjadi di Semarang Raya. Wilayah tersebut merujuk pada Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, serta Kota Semarang. Keempat daerah itu memang tak bisa dilepaskan begitu saja ketika membicarakan masalah banjir.

Jika melihat jauh ke belakang, sejak zaman kolonial, banjir memang telah jadi momok tersendiri bagi Kota Semarang. Tak hanya akibat tingginya curah hujan yang turun, tapi juga banjir rob yang disebabkan oleh gelombang tinggi. Selain dua faktor tersebut, jenis tanah di wilayah Semarang Raya juga berperan meningkatkan risiko terjadinya banjir.

Upaya penanganan pun terus dilakukan, baik oleh pemerintah daerah di tingkat kabupaten, kota, hingga provinsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini