Kampung Adat Ciptagelar Bakal Diedukasi Pemanfaatan Internet dalam Program Rural ICT 2021

Bisnis.com,12 Okt 2021, 19:25 WIB
Penulis: Dea Andriyawan
Perwakilan dari Kasepuhan Ciptagelar Yoyo Yogasmana

Bisnis.com, BANDUNG - Kampung Adat Kasepuhan Ciptagelar di Sukabumi menjadi salah satu daerah yang dilibatkan dalam program Rural Information and Communication Technologies (ICT) Camp 2021 yang digagas DFID Inggris.

Program ini akan menitikberatkan literasi dan edukasi pemanfaatan internet bagi warga Kasepuhan Ciptagelar.

Rural ICT Camp 2021 sendiri adalah bagian dari Digital Access Program (DAP) yang didukung oleh The Department for International Development (DFID) Inggris. DFID saat ini dikenal sebagai Foreign Commonwealth and Development Office (FCDO).

Kegiatan ini juga bersinergi dengan program Supporting Community-led Approaches to Addressing the Digital Divide Indonesia yang dikembangkan bersama Association for Progressive Communications (APC) dan Common Room Networks Foundation.

Direktur Common Room Networks Foundation Gustaff H Iskandar mengatakan, program ini adalah upaya pelatihan, edukasi pemanfaatan internet untuk mendukungnm ide dan gagasan. Sehingga internet menjadi komoditas berdampak positif bagi masyarakat.

"Intinya, kami berusaha agar mereka tetap mendapatkan akses internet setelah sebelumnya mereka sangat sulit mendapatkan akses jaringan karena telah berakhirnya program pemerintah," kata Direktur Common Room Networks Foundation di Bandung, Selasa (12/10/2021).

Gustaff mengaku, program ini disambut dengan baik oleh para pemangku adat di Kasepuhan Ciptagelar. Saat ini, tercatat sudah ada 29 dusun yang bisa mengakses internet. Akses internet itu diakses oleh 800 sampai 1.000 pengguna per hari.

Sementara itu, perwakilan dari Kasepuhan Ciptagelar Yoyo Yogasmana mengaku, pihaknya memang tidak menutuo diri dari perkembangan zaman. Karena salah satu falsafah Kasepuhan adalah mampu mengimbangi perkembangan zaman, tapi jangan sampai menghilangkan adat atau tradisi leluhur.

"Itu dasar kami kenapa kami membuka diri mendapatkan program ini. Kami harus mampu menggaungkan keseimbangan antara perkembangan modern dan masyarakat adat," ujar Gustaff.

Salah satu bentuk adaptasi terhadap zaman yang dilakukan warga kampung adat Ciptagelar seperti saat kebutuhan akan energi listik, masyarakat bersama sama mencari suplai listik yang disediakan alam, seperti air.

"Perangkat modern tak bisa dilepaskan dari kehidupan kami, tapi ada batasannya. Misalnya ada ruang tertentu yang tidak boleh ada teknologi modern. Misalnya saat ritual yang mesti mengeluarkan pusaka kami," tuturnya.

Masyarakat adat Ciptagelar mengaku tidak risau dan takut atas modernisasi. Karena dasar adat masyarakat sudah kuat. Pihaknya juga menjunjung tinggi hukum adat. Di mana masyrakat yang melanggar atau melebihi batasan akan mendapatkan hukuman seusia tindakan yang dilakukan. (K34)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini