Bank Capital (BACA) Dicecar BEI soal Rights Issue, Ini Tanggapannya

Bisnis.com,12 Okt 2021, 12:46 WIB
Penulis: Annisa Sulistyo Rini
Bank Capital/Istimewa.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Capital Indonesia Tbk. (BACA) memberikan tanggapan atas pertanyaan Bursa Efek Indonesia (BEI), salah satunya mengenai rencana penerbitan saham baru atau rights issue.

Sebagaimana diketahui, BACA akan melakukan penggalangan dana melalui penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD).

Perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 20 miliar saham biasa atas nama dengan nominal Rp100 per saham. Untuk harga penawaran belum ditetapkan, begitu juga dengan total dana yang akan didapatkan dari aksi ini.

Perseroan dalam melakukan PMHMETD lV ini telah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 25 Agustus 2021.

Beberapa hal yang ditanyakan oleh BEI terkait dengan rencana tersebut antara lain perkiraan harga pelaksanaan, rasio HMETD, dan target dana yang akan dihimpun dari PUT IV. "Kami akan mengikuti peraturan yang berlaku saat ini," demikian jawaban manajemen Bank Capital pada Selasa (12/10/2021).

Otoritas Bursa juga meminta penjelasan terkait dengan dampak dilusi bagi pemegang saham dari penerbitan HMETD. Perseroan pun menyatakan bahwa dalam hal seluruh sisa Waran Seri III dilaksanakan oleh masyarakat dan hanya PT Inigo Global Capital (IGC) dan PT Delta Indo Swakarsa (DIS) yang melaksanakan HMETD IV, maka pemegang saham lainnya akan terdilusi sebesar 47,33 persen.

"Seluruh dana yang didapatkan dari PUT IV [100 persen] akan digunakan untuk modal kerja bank," tambah manajemen BACA.

Dalam penjelasan tersebut pun, Direksi Bank Capital mengatakan hingga saat ini belum ada pihak yang menyatakan bersedia menjadi pembeli siaga.

Sementara, para pemegang saham yang telah menyatakan komitmen terkait pelaksanaan rights issue baru datang dari PT Inigo Global Capital dengan kepemilikan saham 14,71 persen dan PT Delta Indo Swakarsa 13,9 persen. Selanjutnya, KPD Simas Equity Fund yang memiliki 11,06 persen saham belum menyatakan sikap.

Adapun, masyarakat memiliki porsi terbesar dengan 60,27 persen saham BACA. Rencananya perseroan tidak akan menerbitkan waran yang mengikuti pelaksanaan rights issue.

“Tidak ada pembeli siaga dalam PUT IV dengan HMETD,” ujar Direksi.

Sebelumnya, usai RUPSLB pada 25 Agustus 2021, Direktur Utama Bank Capital Wahyu Dwi Aji menyatakan perseroan optimistis bisa menghimpun dana hingga Rp7 triliun dari aksi penggalangan modal pada tahun ini.

Harga pelaksanaan dari rights issue dan investor strategis saat ini masih dalam proses pembahasan. Namun, terkait dengan potensi dana perseroan, disebutkan memiliki potensi penyuntikan dana besar.

"Lihat saja rata-rata harga di pasar dalam 3 bulan terakhir. Kalau Rp3 triliun itu pasti tembus. [Kalau Rp7 triliun?] kami yakin bisa," sebutnya, Rabu (25/8/2021).

Dia menuturkan dana tersebut juga untuk memenuhi aturan baru OJK yang telah berubah menjadi KBMI. "Kalau partner tentu kami buka segala opsi, tetapi yang jelas kami berupaya untuk bisa memenuhi ketentuan modal inti OJK yang terbaru dengan batas minimal Rp6 triliun."

Wahyu menyampaikan kinerja perseroan pun tergolong sangat stabil beberapa tahun terkahir. Bahkan dana pihak ketiga terus bertumbuhan yang mengartikan kepercayaan nasabah sangat tingi pada perseroan. Lebih lanjut, dia menyebutkan perseroan akan lebih fokus pada segmen ritel khususnya setelah penyuntikan modal akhir tahun ini.

Perseroan akan berubah dari bank yang fokus korporasi ke bank yang fokus ke ritel. "Porsi nasabah koprasi kami itu mencapai 90 persen, nanti dengan tranformasi kami akan kecilkan itu hingga hanya 10 persen dan ritel menjadi 90 persen. Plafon kredit korporasi yang tidak sesuai risk appatite kami turunkan," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini