Bisnis.com, JAKARTA -- Sejalan dengan upaya pemerintah mendorong UMKM bertransformasi memanfaatkan platform digital, Bank Mandiri berkolaborasi dengan Yokke dan idEA untuk mendorong UMKM masuk industri digital.
SEVP Micro & Consumer Finance Bank Mandiri Josephus K. Triprakoso menuturkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM yang sudah onboarding ke dalam ekosistem digital mencapai 15,9 juta atau 24,9 persen dari total pelaku UMKM yang sekitar 65 juta unit.
"Perkembangan digital yang pesat dan masif harus disambut sebagai momentum untuk beradaptasi agar bisnis dapat tumbuh lebih cepat dan mampu bersaing. Kami berharap UMKM bisa bangkit dan naik kelas agar bersama-sama mendukung upaya pemulihan ekonomi," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (13/10/2021).
Josephus mengatakan hal itu pada Virtual Workshop bertajuk “Transformasi Digital UMKM Merah Putih” di Jakarta, Rabu (13/10). Dia menjelaskan Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan sektor UMKM senilai Rp114,58 triliun per Agustus 2021, tumbuh 18,52 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Dia merinci dari total pembiayaan UMKM itu, terdapat pembiayaan yang dilakukan secara online yakni Rp22,9 miliar yang diberikan kepada seller online mitra e-Commerce.
“Saat ini dunia digital terus bergerak ke arah yang semakin canggih, untuk itu pelaku usaha secara aktif perlu menambah ilmu dan wawasan agar tak ketinggalan atau kalah saing. Apalagi, potensi ekonomi digital di Indonesia dinilai masih sangat besar,” katanya.
Survei dari Google dan Temasek mencatat, ekonomi digital Indonesia di 2025 diproyeksikan akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dengan nilai transaksi mencapai Rp1.826 triliun.
Di sisi lain, hasil survei Bank Indonesia pada 2020 mencatat nilai transaksi ekonomi digital melalui e-commerce mencapai Rp 253 triliun pada 2024. Potensi pertumbuhan itu menjadi kesempatan juga bagi Yokke, fintech startup besutan anak bangsa dengan layanan utama sebagai penyelenggara jasa sistem pembayaran.
Niniek S. Rahardja, Direktur Utama Yokke mengatakan peningkatanUMKM tidak cukup hanya dengan memberikan akses pada permodalan. Pelaku usaha tidak lagi direpotkan dengan hal-hal seperti pencatatan manual untuk penjualan dan inventori.
“YokkeBiz hadir menjawab kebutuhan para pelaku usaha akan platform yang dapat membantu mendigitalisasi usahanya karena memiliki integrasi lengkap ke berbagai aplikasi layanan logistik, pembukuan, online store sampai dengan integrasi dengan berbagai marketplace” katanya.
Himelda Renuat selaku Chief Marketing Officer DOKU menambahkan pandemi Covid-19 telah menggeser pola konsumsi barang dan jasa masyarakat dari offline ke online.
Menurutnya, pola konsumsi online kemungkinan besar akan menjadi permanen jika didukung oleh sebuah ekosistem toko online yang solid dan berkelanjutan. Salah satu pendukung toko online itu ialah pembayaran dari pelanggannya.
“Dalam hal ini DOKU berkomitmen untuk tidak hanya menyediakan akses ke beragam metode pembayaran pilihan pelanggan namun juga memastikan kelancaran dan keamanan setiap transaksi yang terjadi dalam platform toko online seperti YokkeBiz,” tambahnya.
Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga mengapresiasi dan berkomitmen untuk bersama-sama mendorong UMKM di Indonesia agar semakin digital dan naik kelas.
“Setiap perubahan yang terjadi di platform e-commerce member kami tentu jadi bisa langsung disosialisasikan ke pelaku usaha untuk segera menyesuaikan strategi pemasarannya. Karena dunia e- commerce yang merupakan bagian industri digital juga terus berkembang menemukan bentuk terbaiknya.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel