Bisnis.com, JAKARTA – Aksi stock split PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), menimbulkan kekhawatiran investor ketika jumlah saham yang beredar banyak dan permintaan sedikit sehingga menekan harga BBCA.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama BCA, Jahja Setiaatmadja, menuturkan lebih dari 40 persen saham yang dimiliki sebagian datang dari institusi maupun investor asing.
Menurutnya, baik dana pensiun dan perusahaan asuransi membutuhkan portofolio dengan pergerakan yang stabil dan rajin membagikan dividen untuk investasi jangka panjang dan mendatangkan keuntungan.
"Ketika pergi ke berbagai negara, kita bertemu dengan big investor di sana, yang memang senang dengan saham dengan kenaikan stabil dan rajin bagi dividen terutama pension fund dan insurance company," paparnya dalam sebuah sesi live Instagram dikutip Kamis (14/10/2021).
Jahja menambahkan kapitalisasi BBCA tergolong besar kini telah melampaui kapitalisasi DBS Group Holdings di Singapura. Dia berpendapat secara umum manajer investasi akan memiliki saham dengan kapitalisasi pasar yang besar.
Berdasarkan data Bloomberg, kapitalisasi pasar Bank DBS Holdings tercatat senilai US$57,91 miliar atau setara Rp823,30 triliun dengan asumsi kurs Rp14.217 per US dolar.
Adapun, BBCA memiliki kapitalisasi pasar senilai US$65 miliar atau setara Rp924,1 triliun. Dengan demikian, BBCA sebagai market kapitalisasi terbesar di Asia Tenggara usai stock split.
"Biasanya manajer investasi pasti punya market cap terbesar untuk koleksi agar paling tidak sejalan dengan pasar karena dominasi BBCA cukup besar di pasar bursa Indonesia," pungasknya.
Seperti yang telah diketahui, emiten perbankan berkode saham BBCA ini tengah melakukan aksi stock split dengan rasio 1:5. Artinya satu saham yang ada saat ini akan dipecah menjadi lima saham baru.
Ini merupakan aksi stock split keempat yang dilakukan BBCA sejak listing. Adapun nilai nominal per saham BBCA sebelumnya adalah sebesar Rp62,5 dan akan berubah menjadi sebesar Rp12,5 setelah stock split.
Sementara itu, saham BBCA membuka perdagangan hari ini Kamis (14/10/2021) dengan menghijau di level Rp7.600 per saham. Pada penutupan Rabu (13/10/2021), BBCA bertengger di level Rp7.525 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel