Bisnis.com, JAKARTA - Penyelenggara insurance technology (insurtech) Fuse mencatatkan kinerja positif pada periode ini, di mana per September 2021 telah menyentuh pendapatan premi bruto (GWP) lebih dari Rp1 triliun.
Associate Director Fuse Ridho Revilino mengungkap bahwa pandemi Covid-19 turut menyumbang dampak positif buat kinerja perseroan, karena perusahaan asuransi dan pialang asuransi konvensional terkendala pertemuan tatap muka.
"Penggunaan platform berbasis teknologi memudahkan, karena transaksi dilakukan secara online. Pada 2020, total GWP Fuse lebih dari Rp750 miliar. Tahun 2021 masih berjalan, tapi kami sudah mencapai GWP lebih dari Rp1 triliun," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (15/10/2021).
Ridho menilai masyarakat yang sebelumnya terbiasa membeli produk asuransi secara konvensional, sekarang beralih ke platform digital. Adapun, transaksi hingga September 2021 didominasi oleh asuransi kendaraan bermotor, asuransi properti, asuransi kesehatan, serta asuransi mikro, seperti proteksi gadget dan proteksi elektronik.
"Sebagai tambahan, kami juga menghadirkan manfaat bagi masyarakat. Benefit-nya mencakup diskon dan undian berhadiah. Kami juga memberikan kontribusi berupa masker dan antiseptik bagi masyarakat yang membutuhkan selama pandemi. Fuse bukan insurtech yang pertama, tapi kami insurtech terbesar di Indonesia," tambah Ridho.
Fuse saat ini telah bekerja sama dengan 35 perusahaan asuransi dan lima partner asuransi besar. Peresmian kantor cabang Fuse untuk area Bali diharapkan bisa meningkatkan transaksi Fuse di tahun ini dan tahun-tahun mendatang.
"Jika kita lihat, potensi transaksi asuransi di Bali masih bisa dikembangkan. Karena itu, kami ingin menambah jumlah tim di Bali dan wilayah Indonesia bagian timur. Proyeksi kami, area Bali dan Indonesia bagian timur bisa berkontribusi sekitar 20-30 persen dari total kinerja Fuse," tambah Ridho.
Dalam kesempatan yang sama, Area Manager Fuse untuk wilayah Indonesia bagian timur, Marcus Indrarso mengaku siap untuk memaksimalkan potensi perolehan premi di wilayahnya.
Pasalnya, hal ini tergambar dari tren yang ada sebelumnya, di mana pada 2020, premi untuk Bali dan Nusa Tenggara Barat tercatat Rp10 miliar, sedangkan total GWP untuk cabang sebesar Rp80 miliar.
"Berarti, perolehan Bali dan NTB hanya 1/8 dari total GWP cabang. Kami ingin menorehkan angka yang lebih besar di wilayah Indonesia bagian timur untuk 2022. Kami berharap, di Kuartal IV/2021, kontribusinya bisa meningkat menjadi 18 persen (yoy) dan di 2022, kami berharap kontribusinya lebih besar lagi," ujarnya.
Partner hanya perlu mengunduh aplikasi Fuse Pro. Setelah itu, lakukan registrasi dengan memasukkan semua data kendaraan atau benda calon pemegang polis yang akan diasuransikan.
Misalnya, untuk mobil dan sepeda motor, masyarakat akan langsung mendapatkan perhitungan premi sesuai Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB). Jadi tidak perlu bingung menghitung NJKB, karena telah sesuai masing-masing jenis, merek dan penghitungan dari tahun 2021 hingga 15 tahun mendatang.
"Ketika penghitungan premi sudah sesuai, partner Fuse bisa langsung melakukan pembelian dan penerbitan polis asuransi dengan mudah, kapan saja dan di mana saja. Kami membuat prosesnya menjadi sederhana. Dengan Fuse, partner yang setuju dengan besaran premi bisa langsung menerbitkan polis secara instan dalam bentuk softcopy," pungkas Marcus.
Sekadar informasi, insurtech distributor asuransi yang telah berdiri sejak 2017 ini telah memiliki lebih dari 460 pegawai, dengan 28 kantor cabang di Indonesia, Vietnam, dan Tiongkok, untuk mendukung perusahaan asuransi lokal dan mitra distribusi melayani konsumennya dengan lebih baik lewat digitalisasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel