Ekspor Nonmigas Jatim Terkontraksi -1,95 Persen pada September 2021

Bisnis.com,15 Okt 2021, 20:11 WIB
Penulis: Peni Widarti
Aktivitas bongkar muat di dermaga Terminal Peti Kemas Surabaya (TPS), Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (23/10/2018)./ANTARA-Zabur Karuru

Bisnis.com, SURABAYA - Kinerja ekspor nonmigas Jawa Timur pada September 2021 mengalami kontraksi -1,95 persen dibandingkan dengan ekspor Agustus 2021 yang banyak dipicu oleh penurunan ekspor produk hasil industri pengolahan dan pertambangan.

Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Umar Sjaifudin, mengatakan pada September 2021, ekspor nonmigas Jatim tercatat mencapai US$1,89 miliar atau turun -1,95 persen dibandingkan Agustus 2021, tetapi tumbuh 23,96 persen jika dibandingkan dengan September 2020 yakni US$1,52 miliar.

“Penurunan ekspor nonmigas pada September lalu ini bisa jadi karena dampak PPKM serta adanya kendala kelangkaan kontainer dan biaya freight yang tinggi. Namun secara total ekspor baik migas dan nonmigas kita mengalami kenaikan,” jelasnya dalam paparan virtual BRS, Jumat (15/10/2021).

Dia menjelaskan secara total ekspor Jatim pada September tercatat mencapai US$1,99 miliar atau naik 25,32 persen dibandingkan September 2020 yakni US$1,58 miliar. Kinerja tersebut juga naik 0,17 persen jika dibandingkan Agustus 2021 yakni US$1,98 miliar.

Secara rinci, ekspor migas tercatat sebesar US$96,69 juta naik 72,95 persen (month to month/mtm), dan naik 59,31 persen (Yoy). Sementara, ekspor sektor pertanian pada September 2021 mencapai US$160,80 juta atau naik 13,78 persen (mtm) atau turun -5,70 persen (yoy).

“Sedangkan ekspor industri pengolahan tercatat US$1,72 miliar atau turun -3,06 persen (mtm), tetapi naik 27,60 persen kalau dibandingkan kondisi ekspor tahun lalu. Untuk sektor pertambangan US$5,96 juta atau turun -29,77 persen (mtm), tetapi naik 68,91 persen dibanding periode sama tahun lalu,” jelasnya.

Adapun sejumlah komoditas Jatim yang mengalami peningkatan permintaan pasar luar negeri di antaranya seperti kayu, barang dari kayu, kakau/coklat, besi dan baja, daging, ikan olahan, dan kendaraan serta bagiannya.

Sementara komoditas yang mengalami penurunan permintaan pasar di antaranya adalah gula dan kembang gula, alas kaki, pupuk, lemak dan minyak hewan/nabati, serta tembaga.

Sedangkan negara tujuan ekspor yang mengalami peningkatan permintaan pasar di antaranya adalah Singapaura, Amerika Serikat, China, Uni Emirat Arab, dan Thailand. Untuk negara tujuan ekspor yang mengalami penurunan permintaan pasar yakni Kanada, Spanyol, Korea Selatan, Malaysia dan India.

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini