PREMIUM WRAP UP: Arah Saham BBTN, Lika-liku Proyek Kereta Cepat Hingga Rekor ATH IHSG

Bisnis.com,18 Okt 2021, 21:46 WIB
Penulis: Asteria Desi Kartika Sari
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA-- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (Bbtn) membuat gebrakan pada pekan lalu. Bank milik negara yang dikhususkan menggarap pembiayaan rumah itu menggelar akad massal.

Tidak kurang 3.000 unit rumah disepakati pembiayaannya serentak. Jumlah ini berasal dari seluruh jaringan BTN di Tanah Air.

Kabar premium mengenai Bank Tabungan Negara itu menjadi salah satu berita premium hari ini. Berikut intisari dari setiap berita pilihan lainnya:

1. Banjir KPR Menutup Tahun & Arah Harga Saham BBTN

Tambahan pembiayaan 3.000 unit penyaluran KPR ini membuat BBTN makin dekat dengan target yang ditetapkan Kementerian BUMN. Hingga akhir tahun nanti, BBTN menargetkan membiayai 130.000 - 140.000 unit KPR subsidi.

Sementara hingga pertengahan Oktober 2021 ini perseroan sudah merealisasikan pembiayaan baru sebanyak 110.000 unit atau sudah sekitar 80 persen dari target.

Sebagai bank dengan jatah FLPP terbesar dari pemerintah, BBTN memang diuntungkan. Namun, program ini disebut perseroan tidak mudah digulirkan, mengingat mereka BBTN tetap mesti menjaga agar kredit yang terealisasi tetap berkualitas. Berita lengkap baca di sini.


2. IHSG Rawan Koreksi Usai All Time High, Saham Mana Paling Tahan Banting?

Indeks harga saham gabungan (IHSG) tinggal selangkah lagi menembus level tertinggi sepanjang sejarah. Berdasarkan data BEI, IHSG hari ini parkir di level 6.658,77.

Posisi itu hanya terpaut tipis dari rekor tertinggi sepanjang sejarah yang terbentuk pada 19 Februari 2018 di level 6.689.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, lima saham pendorong utama IHSG ialah saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) yang menguat 268 persen year-to-date (YtD), PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) meroket 10.852,4 persen, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) naik 13 persen, PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) melonjak 3.007,4 persen, dan saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. memantul naik 15,1 persen secara YtD. Berita lengkap baca di sini

3. Bumbu Penyedap Saham Consumer Grup Salim INDF & ICBP

Saham emiten consumer Grup Salim, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), kompak menguat dalam sebulan terakhir.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, harga saham INDF melejit 10,16 persen dalam sebulan terakhir ke level Rp6.775 hingga akhir sesi Jumat (15/10/2021). Sepanjang rentang yang sama, saham ICBP juga menanjak 14,15 persen menuju posisi Rp9.275.

Saham emiten consumer Grup Salim, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), kompak menguat dalam sebulan terakhir.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, harga saham INDF melejit 10,16 persen dalam sebulan terakhir ke level Rp6.775 hingga akhir sesi Jumat (15/10/2021). Sepanjang rentang yang sama, saham ICBP juga menanjak 14,15 persen menuju posisi Rp9.275. 

Berita lengkap baca di sini.

4.Lika-liku Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB): Antara Beban dan Pencapaian.

Rencana Kereta Cepat Jakarta – Bandung (KCJB) untuk bisa beroperasi pada 2022 bersamaan dengan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 masih belum lepas dari riak-riak persoalan. Sejak awal dimulainya proyek ini memang sudah menuai kontra.

Jika dicermati mundur ke belakang, proyek tersebut sempat mendapat pertentangan dari Menteri Perhubungan kala itu yang masih dijabat oleh Ignasius Jonan. Dampaknya, izin trase dari Kemenhub sempat terkatung-katung lantaran tak kunjung terbit.

Jonan menegaskan akan mendukung kereta cepat agar cepat terbangun jika semua dokumennya siap. Pada waktu itu, menurut Jonan, PT Kereta Cepat Indonesia China atau KCIC belum sepakat dengan Kementerian Perhubungan dalam soal konsesi. Dia tak ingin mengulang kejadian di jalan tol, yakni pemegang konsesi tidak segera membangun jalan tol dan konsesi berlaku sejak pertama kali beroperasi dan pada akhirnya pemerintah tersandera.

Berita lengkap ada di sini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini