Bisnis.com, JAKARTA - Langkah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) untuk mengembangkan bank digital dengan mengakuisisi bank kecil, masuk ke fase cukup serius.
Rencana akuisisi bank BUKU 2 yang ditargetkan tuntas pada akhir 2021 merupakan bagian dari strategi anorganik yang bakal dilakukan perseroan untuk memperluas cakupan layanan dan meramaikan peta persaingan bisnis bank digital Tanah Air.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Bisnis, BNI makin serius dalam menyiapkan pengambilalihan satu bank kecil untuk dijadikan sebagai kendaraan pengembangan bisnis bank digital.
"Akuisisi [rencananya] mengandengn fintech company. Jadi, bisa ditebak arah BNI mungkin akan membentuk usaha bank digital," ujar seorang eksekutif yang mengetahui rencana tersebut, Jumat (15/10/2021).
Sejatinya, rencana bank dengan kode emiten BBNI tersebut untuk melakukan akuisisi bank BUKU 2 sempat disampaikan pada Maret 2019. Dalam pemberitaan Bisnis, setidaknya ada 2 rencana aksi yang disiapkan perseroan sejak 2 tahun lalu.
Pertama, mendirikan anak usaha yang bergerak di layanan modal ventura. Kedua, mengambil alih bank BUKU 2 untuk dikembangkan sebagai bank digital. Kedua rencana ini awalnya ditargetkan tuntas pada 2020.
Namun, pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dan global pun membuat rencana tersebut tertunda sesaat. "Apabila rencana BNI tersebut akan dieksekusi, maka sudah jelas bank-bank yang dalam kategori modal inti kurang dari Rp3 triliun yang akan menjadi sasaran target akusisi," kata sumber tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, manajemen BBNI belum ada yang bersedia mengonfirmasi terkait dengan rencana akuisisi terhadap bank BUKU II.
Sementara itu, Head of Investment Avrist Asset Management Tubagus Farash Akbar Farich mengatakan ke depannya tren akuisisi masih akan relevan dan konsolidasi masih akan berlangsung. Hal ini dilakuan terutama untuk menggalang kekuatan dalam menghadapi situasi sulit pada 2020 dan 2021 karena pandemi Covid-19.
“Jadi, saya rasa tren akuisisi masih akan relevan ke depannya karena konsolidasi ini bisa untuk strategi untuk menghadapi masa sulit ini,” kata dia dalam keterangan resmi pada Minggu (17/10/2021).
Untuk BNI sendiri, dia menilai akuisisi berpotensi dilakukan sebagai upaya untuk bisnis bank digital. Apalagi BNI akan menjadi bank utama dari Indonesia di pasar luar negeri.
Dia menyebutkan kriteria bank yang ‘pantas’ diakuisisi BNI adalah yang memiliki lisensi valas (valuta asing), serta transaksi internasional lainnya. Dengan begitu BBNI bisa berkembang sesuai dengan penugasan yang telah ditetapkan.
“BNI saya rasa perlu BUKU I dan BUKU II, tetapi yang memiliki lisensi untuk transaksi valas dan yang lainnya, transaksi internasional yang penting. Jadi, sesuai core competence yang telah ditetapkan, saya lihat sepertinya strategi di BUMN seperti itu ya,” kata Farash.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel