Bisnis.com, JAKARTA – Peningkatan nilai ekonomi melalui pembentukan klaster pertanian dinilai dapat menarik perhatian sektor jasa keuangan untuk mengucurkan pembiayaan, melalui kredit usaha rakyat.
Dalam pertemuan dengan Industri Jasa Keuangan (IJK) di Gorontalo, pekan lalu, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan klaster pertanian perlu dibentuk secara terintegrasi agar meningkatkan nilai ekonomi dari produk yang dihasilkan.
Untuk itu, Wimboh mengajak seluruh pemangku kepentingan di daerah, untuk memetakan bisnis dari hulu ke hilir yang dapat dibiayai melalui skema kredit usaha rakyat (KUR) klaster.
“Pemulihan ekonomi nasional bisa dipercepat dengan mendorong bergeraknya perekonomian di daerah yang masih memiliki banyak potensi sektor ekonomi untuk dikembangkan,” ujar Wimboh.
Dia mengatakan bahwa banyak lahan di daerah yang belum tergarap secara maksimal. Padahal, jika dimanfaatkan dengan baik, produk pertanian daerah dapat menjadi barang ekspor yang mampu mengungkit nilai ekonomi.
“Di Minahasa, contohnya, ada lahan luas ratusan hektar ribuan hektar yang kalau ditanami serai wangi itu luar biasa. Ini bisa dibuat minyak serai, serta produk unggulan yang bermacam-macam,” pungkas Wimboh.
Oleh sebab itu, otoritas terus memacu pembentukan klaster pertanian di daerah. Di Minahasa, OJK meresmikan klaster pengolahan serai wangi, yang terdiri atas 192 petani, peternak sapi, serta koperasi pusat pengolahan minyak wangi.
Hingga September 2021, realisasi KUR di Sulawesi Utara telah mencapai 70,76 persen dari target atau sebesar Rp1,55 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp282 miliar telah dikucurkan ke sektor pertanian dengan sekitar 10.000 debitur.
Sementara itu, di Gorontalo, realisasi KUR telah mencapai Rp963,18 miliar. Sebanyak Rp261,92 miliar disalurkan ke sektor pertanian dengan total 10.498 penerima kredit.
Dengan semakin banyaknya klaster pertanian, otoritas berharap pembiayaan KUR dapat naik. Pasalnya, pemerintah telah mengalokasikan KUR sebanyak Rp253 triliun selama 2021. Per 6 September, realisasinya mencapai Rp176,92 triliun atau 69,93 persen dari target.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel