Menanti Semerbak ‘Serai Wangi’ dari Tanah Minahasa

Bisnis.com,18 Okt 2021, 23:15 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Tanaman serai wangi terhampar di Desa Tountimomor, Kakas Barat, Minahasa, Sulawesi Utara. Di balik hijaunya tanaman tersebut, tersimpan potensi pengolahan yang diharapkan mampu mendorong kesejahteraan para petani.

Tanaman serai wangi atau Cymbopogon nardus memiliki kultur teknis yang tidak banyak memerlukan persyaratan. Agar tumbuh, tanaman ini cukup hidup pada ketinggian 200 – 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan ketinggian ideal 350 – 600 mdpl.

Pada ketinggian tersebut, serai wangi mampu menghasilkan rendemen dan mutu minyak atsiri yang baik. Desa Tountimomor menjadi salah satu daerah potensial untuk menanam serai wangi lantaran berada di ketinggian 600 – 700 mdpl.

Syarat sudah terpenuhi. Koperasi Maesa Maju Jaya, yang menaungi 192 petani serai wangi di Minahasa, lantas membentuk klaster pengolahan. Menyuling tanaman itu menjadi produk minyak wangi, sabun, dan sampo. Serai yang tersisa bahkan bisa dijadikan pakan ternak.

Klaster serai wangi memiliki skema value chain management, dari hulu ke hilir. Produksi telah disiapkan, pembeli (offtaker) juga telah tersedia.

Potensi tersebut dimaksimalkan oleh PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara Gorontalo (Bank SulutGo), yang mengucurkan kredit usaha rakyat atau KUR mencapai Rp6,9 miliar kepada 192 debitur guna mengembangkan ekosistem klaster serai wangi.

“Kami biayai petaninya dan offtakernya, yaitu usaha penyulingannya,” ujar Direktur Utama Bank SulutGo Revino Pepah, saat ditemui di Minahasa, Sulawesi Utara, baru-baru ini.

Dalam pembiayaan tersebut, para petani mendapatkan Rp12 juta untuk satu hektar lahan yang ditanami serai wangi. Koperasi Maesa Maju Jaya (MMJ) yang menjadi pembeli dalam ekosistem itu mendapatkan Rp500 juta untuk pengadaan alat suling.

Revino berharap penyaluran kredit tersebut nantinya dapat menjadikan minyak serai wangi sebagai produk andalan yang menyejahterakan petani di Minahasa. “Ini produk yang sangat prospektif, dan kami senang ada yang mau mengembangkan.”

Herli Walandouw, Pemimpin Koperasi MMJ, menuturkan bahwa pasar bagi produk turunan tanaman serai wangi terbuka lebar setelah adanya permintaan dari perusahaan minyak nabati, yaitu PT Indesso Aroma yang berada di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Oleh sebab itu, penyaluran KUR ke klaster serai wangi diharapkan mampu mendorong produktivitas di sektor pertanian. Kemudahan kredit, cepatnya penyaluran, dan plafon yang mencapai Rp100 juta tanpa agunan diharapkan mampu mengoptimalkan petani serai wangi.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) juga terus meningkatkan akses keuangan masyarakat di daerah melalui pemberian KUR klaster pertanian dan perkebunan berbunga rendah serta proses cepat.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyatakan pengembangan sektor pertanian masih memerlukan dukungan dari berbagai pihak, tidak hanya terkait pembiayaan, tetapi juga mengenai pendampingan, pengelolaan, dan pemasaran.

“Untuk itu, OJK bersama dengan pemerintah daerah setempat, industri keuangan dan juga stakeholder lainnya mendukung dan terus memperluas akses keuangan melalui pengembangan penyaluran KUR berbasis klaster di berbagai daerah di Indonesia,” ujarnya.

Menurut Wimboh, sektor pertanian masih menjadi salah satu kontributor utama Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang mencapai 19,86 persen dari total PDRB Sulawesi Utara dengan salah satu komoditas pertanian terbesar adalah minyak nabati.

Hingga September 2021, realisasi KUR di Sulawesi Utara tercatat Rp1,548 triliun atau mencapai 70,76 persen dari target. Sementara untuk sektor pertanian sebanyak Rp282 miliar, berkontribusi 18,21 persen dari total pembiayaan dan disalurkan ke lebih 10.000 debitur.

Sementara di Gorontalo, realisasi KUR telah mencapai Rp963,18 miliar. Sebanyak Rp261,92 miliar disalurkan ke sektor pertanian dengan total 10.498 penerima kredit.

Di sisi lain, kata Wimboh, pembentukan klaster usaha pertanian, perkebunan, dan peternakan menjadi langkah besar dalam mendorong penyaluran KUR ke sektor produktif. Pasalnya, pemerintah telah mengalokasikan KUR sebesar Rp253 triliun selama 2021. Per 6 September lalu, realisasinya telah mencapai Rp176,92 triliun atau 69,93 persen dari target.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Azizah Nur Alfi
Terkini