Per 15 Oktober 2021, Injeksi Likuiditas BI Capai Rp129,92 Triliun

Bisnis.com,19 Okt 2021, 15:49 WIB
Penulis: Dany Saputra
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Bank indonesia mencatat injeksi Likuiditas (quantitative easing) di perbankan hingga 15 Oktober 2021 sebesar Rp129,92 triliun.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan pembelian SBN di pasar perdana untuk pendanaan APBN 2021 sebesar Rp142,54 triliun hingga 15 Oktober 2021.

"Ini terdiri dari Rp67,08 triliun melalui mekanisme lelang utama dan Rp75,46 triliun melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO)," paparnya dalam konferensi pers RDG, Selasa (19/10/2021).

Dengan ekspansi moneter tersebut, BI mengungkapkan kondisi likuiditas perbankan pada September 2021 sangat longgar, tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi, yakni 33,53 persen.

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat 7,69 persen (yoy), melambat dibandingkan bulan sebelumnya sejalan dengan pemulihan aktivitas usaha dan konsumsi masyarakat.

Likuiditas perekonomian meningkat, tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh meningkat masing-masing sebesar 11,2 persen (yoy) dan 8,0 persen (yoy).

Pertumbuhan uang beredar tersebut terutama didukung oleh kredit perbankan yang mengindikasikan semakin meningkatnya pembiayaan bagi pemulihan ekonomi nasional.

Gubernur BI sendiri menuturkan BI akan mulai menurunkan porsi injeksi likuiditas atau quantitative easing pada tahun depan.

"Likuiditas, tahun depan dikurangi longgarnya sedikit-sedikit tetapi tetap longgar," ujar Perry. Namun, BI belum dapat menyampaikan jumlah pengurangan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini