Setelah Alibaba, Abu Dhabi Suntik GoTo Rp5,64 Triliun

Bisnis.com,20 Okt 2021, 15:33 WIB
Penulis: Leo Dwi Jatmiko
Mitra layanan ojek daring Gojek menunjukkan logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia yang beredar di media sosial di shelter penumpang Stasiun Kereta Api Sudirman, Jakarta, Jumat (28/5/2021). /Antara Foto-Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA — GoTo Group, perusahaan hasil merger Gojek dengan Tokopedia, menandatangani perjanjian dengan anak usaha Abu Dhabi Investment Authority (ADIA).  

Perjanjian tersebut menjadikan ADIA memimpin penggalangan dana pra-IPO GoTo dengan investasi senilai Rp5,64 triliun  atau US$400 juta. 

CEO GoTo Group Andre Soelistyo mengatakan ADIA merupakan investor terbaru di perusahaan dan yang pertama dalam penggalangan dana pra-IPO GoTo. 

GoTo saat ini terus menyiapkan bisnis untuk pertumbuhan eksponensial pada tahun-tahun mendatang. 

“Dukungan dengan skala seperti ini menegaskan bahwa Indonesia dan Asia Tenggara akan menjadi tujuan besar selanjutnya untuk investasi teknologi,” kata Andre dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Rabu (20/10/2021). 

GoTo, kata Andre, berkomitmen dalam menjalankan misi memberdayakan kemajuan, dengan fokus meningkatkan taraf hidup dan membantu untuk membangun mata pencaharian di negara-negara GoTo kami beroperasi. 

Sekadar informasi, transaksi senilai Rp5,64 triliun tersebut menjadi investasi pertama oleh Departemen Private Equities ADIA ke dalam perusahaan teknologi Asia Tenggara, dan sekaligus investasi terbesarnya di Indonesia. 

ADIA akan menjadi investor terbaru yang masuk ke dalam daftar investor global di GoTo saat ini, menyusul Alibaba Group, Astra International, Facebook, Global Digital Niaga (GDN), Google, KKR, PayPal, Sequoia Capital India, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent dan Warburg Pincus. 

Sementara itu, Direktur Eksekutif Departemen Private Equities ADIA Hamad Shahwan Al Dhaheri mengatakan investasi ADIA di GoTo sejalan dengan berbagai tema investasi utama ADIA. 

Salah satunya adalah pertumbuhan ekonomi digital di negara-negara Asia Tenggara yang berkembang pesat. 

“Kami melihat potensi yang kuat di wilayah ini, terutama di Indonesia, di mana latar belakang ekonomi yang dinamis mendorong ADIA untuk terus memperkuat kehadirannya di negara ini,” kata Hamad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini