Banyak Duit, China Ternyata Kesulitan Cari Proyek Infrastruktur

Bisnis.com,21 Okt 2021, 20:51 WIB
Penulis: Nindya Aldila
Ilustrasi - Polisi mengatur lalu lintas di bawah kabut tebal di seberang Kota Terlarang, Beijing/Antara-M. Irfan Ilmie

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah daerah China sedang kesulitan mencari proyek infrastruktur yang mumpuni untuk investasi melalui surat utang khusus pada tahun ini di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat.

Dilansir Bloomberg pada Kamis (21/10/2021), kontrol yang lebih ketat dari pemerintah telah membuat investasi semakin langka dengan kota dan provinsi memperlambat pinjaman mereka tahun ini.

Sekitar 1,15 triliun yuan (US$180 miliar) dari kuota obligasi khusus senilai 3,65 triliun yuan masih belum terpakai hingga 21 Oktober. Artinya, otoritas hanya punya sedikit uang untuk membayar infrastruktur. Pada saat yang sama tahun lalu, sekitar 95 persen dari kuota yang sama sudah terjual.

Kehati-hatian tersebut merupakan hasil dari peningkatan upaya pihak berwenang untuk memastikan negara dapat mendapatkan imbal hasil yang layak dari proyek dan mengurangi risiko pembayaran kembali.

Penurunan pada sektor real estat baru-baru ini juga telah memukul pendapatan publik dari penjualan tanah yang semakin membatasi kemampuan pemerintah untuk membelanjakannya.

Kurangnya proyek berkualitas tahun ini dan mengetatnya peraturan pada seleksi proyek telah berkontribusi pada penerbitan yang lambat, Li Qilin, Kepala ekonom Hongta Securities Co. Ltd., dalam sebuah catatan pada Senin.

"Dalam jangka pendek, kita tidak perlu terlalu banyak mengharapkan investasi infrastruktur yang akan rebound secara moderat pada kuartal IV," katanya.

Obligasi spesial pertama kali diperkenalkan pada 2015. Obligasi ini menjuadi sumber dana penting untuk membayar proyek infrastruktur pemerintah. Tidak seperti obligasi yang umum yang dilunasi dari pendapatan fiskal normal, obligasi khusus dilunasi dengan pendapatan yang dihasilkan dari proyek-proyek tertentu.

Jika uang tersebut dibelanjakan untuk proyek yang tidak menguntungkan, hal itu dapat membebani pemerintah daerah dengan utang dan proyek-proyek yang tidak ekonomis.

“Dilihat dari kemajuan saat ini, akan sulit bagi China untuk mengeluarkan semua sisa kuota obligasi khusus senilai 1 triliun yuan dalam dua bulan ke depan,” kata Ding Shuang, Kepala Ekonom China Standard Chartered Plc.

Penjualan obligasi biasanya melambat dalam tiga bulan terakhir, sebagian karena cuaca yang terlalu dingin untuk melakukan konstruksi di beberapa bagian negara.

Sejak 2019, Beijing telah mengizinkan pemerintah daerah untuk mulai menjual obligasi khusus sejak Januari setelah secara resmi disetujui oleh parlemen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini