Bos BCA Angkat Bicara Soal Viral Satpamnya di Media Sosial

Bisnis.com,21 Okt 2021, 20:21 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Satpam BCA baru-baru ini ramai menjadi pembahasan media sosial, khususnya di Twitter, setelah salah satu akun menilai bahwa kinerja para satpam perseroan lebih ramah dibandingkan dengan aparat polisi.

Viralnya satpam BCA terjadi ketika pengguna akun Twitter @fchkautsar pada 13 Oktober 2021 mencuit, “Polisi se-Indonesia bisa diganti satpam BCA aja gak sih.” Cuitan itu kemudian menuai ribuan likes dan retweet.

Dengan fenomena itu, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) Jahja Setiaatmadja angkat bicara. Menurutnya, satpam perseroan memiliki andil besar dalam menjaga kualitas layanan perbankan, termasuk petugas teller bank, customer service, dan relationship officer.

“Mereka itu adalah ujung tombak kami dalam melayani nasabah. Kami harapkan mereka mempunyai standar yang sama, yang pasti harus dilatih dan tidak boleh bosan-bosan,” ungkap Jahja dalam paparan kinerja Bank BCA, Kamis (21/10/2021).

“Terima kasih juga untuk satpam-satpam yang sudah luar biasa memberikan pelayanan kepada para nasabah. Mudah-mudahan bisa terus kami pertahankan,” lanjutnya.

Sementara itu, dalam paparan kinerja perseroan pada kuartal III/2021, BCA melaporkan penyaluran kredit baru naik 13,8 persen secara tahunan (yoy). Dari sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (CASA) juga tumbuh 21,0 persen yoy hingga akhir September 2021.

Sejalan dengan kinerja kredit dan pertumbuhan CASA yang positif, BCA mencatatkan laba bersih Rp23,2 triliun pada Januari – September 2021, naik 15,8 persen yoy.

Total kredit BCA tumbuh 4,1 persen yoy menjadi Rp605,9 triliun. Penempatan pada obligasi korporasi juga tumbuh positif 16,1 persen yoy. Secara keseluruhan, portofolio total kredit dan obligasi korporasi meningkat 4,5 persen secara tahunan menjadi Rp630,2 triliun.

Rasio keuangan perseroan juga tetap kokoh dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 26,2 persen, di atas ketentuan regulator. Sementara kondisi likuiditas tetap memadai dengan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 62,0 persen.

Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) terjaga sebesar 2,4 persen, didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi. Rasio pengembalian terhadap aset atau return on asset tercatat sebesar 3,5 persen, dan ROE sebesar 18,7 persen.

Sebagai tambahan, rasio loan at risk (LAR) turun ke 17,1 persen pada sembilan bulan pertama 2021, atau dari 19,1 persen pada semester I 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri T. Asworo
Terkini