Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana mengatakan transformasi perbankan menjadi sangat penting di era digital. Hal ini didukung dengan adanya situasi dan ekosistem perbankan yang sudah sangat berubah.
Hal itu disampaikan Heru dalam kegiatan OJK Mengajar bertajuk “Transformasi Perbankan di Era Digital”, Jumat (22/10/2021). Heru menuturkan, setidaknya transformasi digital khususnya di sektor keuangan didorong oleh dua hal.
Pertama, didorong oleh digital opportunity. Jika melihat data, Herry menjelaskan, kehadiran e-commerce di Indonesia merupakan tempat terbesar di ASEAN dan diprediksi mampu mencapai US$124 miliar di tahun 2025.
Kemudian, adanya digital transaction yang meningkat dengan volume transaksi tumbuh 41,53 persen year-on-year (yoy) dan nilai transaksi tumbuh 13,9 persen (yoy) pada Desember 2020.
Lalu, bonus demokrasi dengan potensi pasar besar sebanyak 270 juta jiwa. Potensi ini didapatkan dari Generasi Y dan Generasi Z, yang masing-masing 25,87 persen dan 21,88 persen.
“Adanya bonus demografi yang menguntungkan kita, menjadi pasar yang sangat bagus bagi perkembangan kita,” kata Heru.
Selain itu, Heru mengungkapkan, per Oktober 2021, terdapat 106 peer-to-peer (P2P) Lending atau fintech dan 59 penerbit uang elektronik serta terdapat 89 Penyelenggaraan IKD yang tercatat di OJK per Desember 2020.
Kedua, digital behavior sudah mulai marak. Heru menjelaskan, hal ini terlihat dari peningkatan pada pemakaian mobile phone, laptop, tablet, dan smartwatch. Tak berhenti di sana, survei juga membuktikan bahwa waktu yang dihabiskan seseorang untuk mengecek internet atau melakukan aktivitas internet, yakni 8 jam perhari.
“Ini menandakan bahwa dua hal ini, yakni dorongan dari digital opportunity dan digital behavior sangat mempengaruhi bagaimana nanti peluang-peluang ini akan diambil oleh perbankan kita, agar perbankan nanti bisa diakses selama 24 jam dengan sangat mudah oleh para nasabah dan konsumen,” jelasnya.
Heru menilai, perkembangan yang pesat seperti ini tentu perbankan harus merespons dengan sangat baik, cepat, dan dengan produk produk yang diinginkan oleh para nasabah di era digitalisasi seperti sekarang.
“Kalau perbankan kita tidak segera move on, mengambil peluang-peluang yang sudah di depan mata, tentunya lambat laun pasti akan ditinggalkan para nasabah lainnya,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel