Sosok Sukmawati, Putri Soekarno yang Pindah Agama Hindu

Bisnis.com,23 Okt 2021, 10:54 WIB
Penulis: Setyo Puji Santoso
Sukmawati Soekarnoputri memberikan keterangan pers terkait polemik puisi Ibu Indonesia di Jakarta, Rabu (4/4/2018)./ANTARA-Meli Pratiwi

Bisnis.com, SOLO - Sosok Sukmawati Soekarnoputri belakangan menjadi sorotan publik karena hendak mengikuti prosesi Sudhi Wadani di Bali pada Selasa, (26/10/2021).

Suddhi Wadani adalah upacara atau ritual pengesahan status seseorang yang akan menjadi penganut agama Hindu.

Ketua The Soekarno Center, Arya Wedakarna, mengatakan keputusan Sukmawati memeluk agama Hindu juga sudah mendapat persetujuan dari internal keluarganya.

“Putra-putri beliau ada tiga orang kan. Mendapat persetujuan juga dari kakak dan adik putri Bung Karno yang lain seperti Ibu Mega, Ibu Rahma almarhum, Bapak Guntur, dan Bapak Guruh,” kata dia dikutip dari Solopos, Sabtu (23/10/2021).

Profil Sukmawati

Dilansir dari laman Perpusnas, Sukmawati diketahui memiliki nama lengkap Diah Mutiara Sukmawati Soekarnoputri.

Putri presiden pertama Indonesia itu lahir pada 26 Oktober 1951 di Jakarta.

Sukmawati memiliki tiga orang anak yaitu, GPH Paundrakarna, GRA Putri Agung Suniwati, Muhammad Putra Perwira Utama.

Dua anak pertamanya berasal dari pernikahannya dengan Mangkunagoro IX.

Setelah bercerai, Sukmawati menikah dengan Muhammad Hilmy dan dikaruniai satu orang anak.

Pendidikan:

1. Sekolah Rakyat (SR), tamat tahun 1964, di Perguruan Cikini, Jakarta
2. SMP, tamat tahun 1967, di Perguruan Cikini, Jakarta
3. SMA, tamat tahun 1969, di SMA Negeri 3 Teladan, Jakarta
4. Akademi Tari, di LPKJ, Jakarta, tahun 1970-1974
5. Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional (HI), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip), Universitas Bung Karno (UBK), Jakarta, sejak tahun 2003 sampai sekarang

Organisasi:

1. Anggota Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI), tahun 1970
2. Ketua Ormas Gerakan Rakyat Marhaen (GRM), tahun 1991-1998
3. Ketua Partai Nasional Indonesia (PNI), tahun 1991-1998
4. Ketua Umum Partai Nasionalis Indonesia Marhaenisme, tahun 2003-2005

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Setyo Puji Santoso
Terkini