Potensi Pasar Pembiayaan Pacu Kinerja Bank Syariah Indonesia (BRIS)

Bisnis.com,24 Okt 2021, 11:40 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Karyawan Bank Syariah Indonesia menunjukkan uang di KC Jakarta Hasanudin, Jakarta, Selasa (2/2/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) dinilai dapat memacu kinerja secara signifikan pada masa mendatang dengan ditopang kemampuan menggarap potensi keuangan syariah, khususnya pasar pembiayaan ritel dan wholesale

Pengamat perbankan dari Universitas Bina Nusantara Doddy Ariefianto mengatakan optimalisasi peningkatan pangsa pasar BRIS masih sangat besar lantaran potensi ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air belum tergarap secara maksimal.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Januari 2021 total aset keuangan syariah hanya sekitar 9,6 persen dari total industri pasar keuangan di Indonesia. Adapun aset perbankan syariah tercatat 6,4 persen terhadap total aset industri perbankan.

“Tentu saja potensi bank ini sangat besar. Potensi pasar pembiayaan dengan memanfaatkan penduduk muslim nasional pun sangat besar. Dengan memanfaatkan itu saja potensinya BSI bisa terbang,” ujarnya, Minggu (24/10/2021).

Doddy menjelaskan melalui merger tiga bank syariah BUMN tersebut, BRIS memiliki aset lebih dari Rp 200 triliun bahkan sudah mulai mendekati Rp 250 triliun. Kekuatan modal yang terintegrasi dalam satu entitas bisnis jauh lebih kokoh dari sebelum penggabungan.

Dia menilai potensi pengembangan bisnis akan lebih baik apabila rencana penambahan modal perseroan dapat terealisasi setelah periode pandemi Covid-19. Selain itu, BSI dinilai memiliki basis teknologi cukup mumpuni dalam menggarap pasar digital banking.

“Di luar pembiayaan ritel, BSI ini juga memiliki kemampuan untuk menggarap pembiayaan sindikasi, yang akan lebih kuat lagi mendorong peningkatan kinerjanya,” kata Doddy.

Seperti yang diketahui, Indonesia memiliki populasi umat muslim sekitar 80 persen dari total jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 250 juta jiwa. Namun, pangsa pasar bank syariah baru di kisaran 10 persen. Peluang memperluas pasar pun terbuka lebar.

Di sisi lain, Doddy berharap isu pandemi tetap harus menjadi perhatian utama bagi manajemen perseroan dalam jangka pendek. Sebab, transformasi layanan perbankan saat pandemi akan menjadi penopang utama pertumbuhan Bank Syariah Indonesia.

Terkait potensi bisnis yang besar, Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi mengatakan secara nasional pertumbuhan ekonomi syariah berada di kisaran 2,4 persen hingga 3,7 persen. Angka ini berdasarkan data proyeksi OJK dalam pertemuan tahunan jasa keuangan 2021, serta riset internal perseroan.

Adapun pembiayaan dan penghimpunan dana pihak ketiga diprediksi tumbuh sekitar 13 persen hingga 18 persen , serta kualitas pembiayaan sekitar 3 persen sampai 3,5 persen.

Menurut Hery, pihaknya optimistis bahwa besarnya populasi penduduk muslim di Indonesia dapat menjadi kekuatan dan target penetrasi ekonomi syariah yang saat ini masih sekitar 6,4 persen, lebih rendah dibandingkan dengan negara mayoritas muslim lainnya di Asia.

Dalam waktu dekat, seluruh jaringan Bank Syariah Indonesia ditargetkan sudah terintegrasi dengan sistem tunggal atau one system. Proses integrasi tersebut terdiri atas migrasi nasabah, layanan kartu ATM hingga layanan perbankan digital.

Bank Syariah Indonesia mulai beroperasi pada 1 Februari 2021. Penggabungan ketiga bank syariah BUMN menjadi BRIS menyatukan kekuatan dan potensi yang bertujuan mengoptimalkan kinerja keuangan dan penggarapan ekonomi syariah Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini