Adhi Karya (ADHI) Banyak Tangani Proyek Swasta, Cek Rekomendasi Sahamnya

Bisnis.com,25 Okt 2021, 17:25 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
U-Shape Girder merupakan pondasi struktur bangunan LRT Jabodebek dengan cetakan beton berbentuk huruf U. Untuk pertama kalinya U- Shape Girder digunakan di Indonesia dan lahir di pabrik beton pracetak milik ADHI. Teknologi ini diadopsi dari Prancis. /ADHI.Co.Id

Bisnis.com, JAKARTA - Kemampuan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. mendapatkan kontrak baru dari proyek swasta dinilai dapat memitigasi risiko refocusing anggaran pemerintah di masa pandemi pada sisa tahun ini.

Per September 2021, Adhi Karya membukukan nilai kontrak baru Rp11,3 triliun atau naik 82,3 persen dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu Rp6,2 triliun.

Nilai kontrak baru emiten dengan kode saham ADHI pada periode sembilan bulan pertama tahun ini telah mencapai 45,2 persen dari target yang ditetapkan senilai Rp25 triliun.

Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru yang bersumber dari Pemerintah sebesar 34 persen, sumber dari BUMN dan BUMD sebesar 10 persen, sementara proyek kepemilikan swasta/lainnya sebesar 56 persen.

Corporate Secretary Adhi Karya Farid Budiyanto menyampaikan saat ini perseroan tengah mengikuti sejumlah proses tender untuk merealisasikan target kontrak baru tersebut.

“Adhi saat ini tengah mengikuti proses tender untuk beberapa proyek perkeretaapian, infrastruktur, gedung, serta proyek lainnya,” kata Farid beberapa waktu lalu.

Analis RHB Sekuritas Ryan Santoso dan Andrey Wijaya mengatakan upaya ADHI dalam meningkatkan perolehan kontrak baru dari sektor swasta bakal dapat mengurangi risiko refocusing anggaran dari pemerintah hingga akhir tahun.

Di sisi lain, operasional LRT Jabodebek yang dijadwalkan pada 2022 pun bakal dapat meningkatkan kinerja segmen properti ADHI lewat PT Adhi Commuter Properti yang mengelola hunian transit oriented development (TOD) di sekitar stasiun LRT.

“Kami mempertahankan rekomendasi beli untuk ADHI dengan target harga Rp1.170,” tulis RHB Sekuritas dalam riset yang dipublikasikan lewat Bloomberg, dikutip Senin (25/10/2021).

Adapun, target harga tersebut mencerminkan 7,4 - 5,7 kali EV/EBITDA pada 2021 - 2022.

Walaupun RHB Sekuritas menurunkan proyeksi EBITDA dari ADHI sebesar 10 persen pada 2021 dan 4,6 persen pada 2022 karena pemulihan yang lebih lambat pada semester I/2021, produktivitas ADHI dinilai akan segera meningkat lagi pada semester kedua ini.

Ke depannya, ADHI juga bakal diuntungkan oleh Penyertaan Modal Negara (PMN) 2021 dan 2022. Adapun, ADHI akan mendapatkan PMN senilai Rp2 triliun pada 2022 untuk mendanai proyek tol Solo-Jogja Kulonprogo dan tol Jogja - Bawen.

Selain itu, ADHI juga akan mendapatkan manfaat dari PMN yang diterima PT Hutama Karya (Persero) Tbk. senilai Rp6,2 triliun pada 2021 dan Rp23 triliun pada 2022 untuk mendanai jalan tol Trans-Sumatera.

Di lantai bursa, saham ADHI ditutup turun 2,60 persen menjadi Rp1.125 pada akhir perdagangan Senin (25/10/2021). Dalam tiga bulan terakhir, saham ADHI melesat 49,01 persen dengan kapitalisasi pasar Rp4,01 triliun.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini