Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) siap menjadi pemain utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Tanah Air dengan ditopang prospek cerah ekonomi syariah.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengungkapkan kesiapan perseron menjadi pemain kunci dalam mendongkrak pertumbuhan tak terlepas dari potensi ekonomi syariah dalam negeri. Di sisi lain, BRIS memiliki kapabilitas mumpuni untuk menggarap potensi itu.
“Kami ingin menjadi pelaku utama dalam mendorong dan menumbuhkan ekonomi syariah Indonesia, sehingga potensi ekonomi syariah yang besar ini bisa dioptimalkan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia secara merata,” ujarnya, Senin (25/10/2021).
Hery, yang juga menjabat sebagai Bendahara Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), memaparkan prospek cerah bisnis ekonomi syariah tersebut.
Pertama, Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia. Jumlah penduduk muslim di Indonesia mencapai 229 juta jiwa atau sekitar 87,2 persen dari total populasi.
Kedua, terdapat preferensi masyarakat yang kuat terhadap perbankan syariah sehingga pertumbuhannya sangat pesat dengan potensi pasar yang sangat besar.
Dari data yang dimiliki perseroan, compound annual growth rate (CAGR) dalam lima tahun terakhir menunjukkan kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) di industri perbankan syariah Indonesia mencapai 13,8 persen.
“Selain itu penetrasi aset keuangan syariah di Indonesia masih kecil yaitu sekitar 3 persen dari GDP. Dengan penetrasi ekonomi syariah yang rendah tersebut, memiliki peluang yang sangat besar untuk terus digali,” ujar Hery.
Ketiga, potensi industri halal di Indonesia yang nilainya kurang lebih Rp4.375 triliun. Dari total nilai tersebut, Industri makanan dan minuman halal menyedot porsi terbanyak yaitu senilai Rp2.088 triliun disusul aset keuangan syariah senilai Rp1.438 triliun.
Hery mengatakan prospek keempat adalah pertumbuhan industri perbankan syariah yang sangat baik kendati laju ekonomi masih terganggu pandemi Covid-19.
Pada Juli 2021 aset perbankan syariah di Tanah Air tumbuh sekitar 16,35 persen dibandingkan Juni 2021, pembiayaan tumbuh 6,82 persen dan pendanaan naik 17,98 persen.
Sementara itu, kinerja Bank Syariah Indonesia pada semester I/2021 mampu mencatatkan pertumbuhan double digit. Laba bersih mencapai sebesar Rp1,48 triliun, atau naik sekitar 34,29 persen secara tahunan (yoy).
Kenaikan laba dipicu oleh pertumbuhan pembiayaan dan DPK yang berkualitas. Dengan kinerja yang positif itu, BRI mencatatkan total aset sebesar Rp247,3 triliun hingga Juni 2021, naik sekitar 15,16 persen yoy.
Dari sisi pembiayaan, Bank Syariah Indonesia menyalurkan Rp161,5 triliun atau tumbuh sekitar 11,73 persen yoy. Dengan angka tersebut, BRIS berhasil menguasai pangsa pasar industri perbankan syariah di Indonesia saat ini.
“Ini tanda yang positif, artinya masyarakat sudah melirik perbankan syariah karena cukup kompetitif. Diharapkan perbankan syariah dapat mengambil peran dan kontribusi yang strategis agar potensi besar ini memberikan manfaat lebih bagi masyarakat,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel