Sri Mulyani Waspadai Lonjakan Inflasi Global dan Dampaknya ke Indonesia

Bisnis.com,25 Okt 2021, 12:06 WIB
Penulis: Dany Saputra
Menteri Keuangan Sri Mulyani melantik sejumlah Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan Kementerian Keuangan, Senin (5/10/2021)/ Biro KLI - Kemenkeu

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewanti-wanti terkait fenomena lonjakan inflasi yang terjadi di dunia.

Sri Mulyani mencatat inflasi proyeksi global melonjak dari level 3,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 4,3 persen (yoy), berdasarkan World Economic Outlook (WEO) Oktober 2021.

"Ini yang perlu kita waspadai. Global inflation melonjak sangat tinggi dari level di 3,5 [persen], menjadi 4,3 [persen]. Dan ini merupakan suatu tekanan yang harus benar-benar kita antisipasi dan waspadai," tutur Sri Mulyani pada konferensi pers APBN KITA, Senin (25/10/2021).

Menurut Bendahara Negara, kenaikan inflasi banyak dipicu oleh sejumlah faktor seperti harga komoditas, harga pangan, dan disrupsi suplai.

Sementara itu, peningkatan dari permintaan secara agregat (aggregate demand) dinilai turut berkontribusi terhadap kenaikan inflasi global.

Di sisi indeks harga komoditas, WEO Oktober 2021, tambah Sri Mulyani, diperkirakan akan tetap tinggi sampai dengan 2022, yaitu di level 152,8 (lebih tinggi dari proyeksi April 2021 yaitu 129,7).

Di dalam negeri, Sri Mulyani turut menyampaikan bahwa harga komoditas unggulan Indonesia dalam tren kenaikan. Misalnya batu bara, gas, minyak mentah, nikel, dan crude palm oil (CPO).

Sementara itu, harga pangan juga ikut naik dan dinilai perlu diwaspadai. "Indeks harga pangan yang harus kita waspadai. Karena kita khawatir nanti akan bisa menjadi pemicu inflasi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini