Apindo Jateng Harapkan Kenaikan UMP 2022 Tetap Rasional

Bisnis.com,27 Okt 2021, 13:28 WIB
Penulis: M Faisal Nur Ikhsan
Ilustrasi industri minuman kemasan./Antara Foto-Wahyu Putro A.

Bisnis.com, SEMARANG – Pembahasan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2021 di Jawa Tengah akan dimulai dalam waktu dekat. Kelompok buruh mengharapkan kenaikan. Di sisi lain, kelompok pengusaha sepakat dengan kenaikan UMP tersebut. Namun, persentase kenaikan UMP hingga 10 persen dinilai memberatkan.

“Yang jelas, Apindo Provinsi Jawa Tengah setuju dengan kenaikan UMP. Namun, kita harapkan kenaikan tersebut bisa menyesuaikan dengan kondisi recovery yang tengah berjalan,” jelas Frans Kongi, Ketua Apindo Provinsi Jawa Tengah, Rabu (27/10/2021).

Kepada Bisnis, Frans menegaskan komitmen pengusaha untuk memberikan upah yang layak. “Ini tanggung jawab perusahaan. Bagaimana bisa memberikan upah yang baik, supaya karyawan senang, produktivitasnya meningkat. Memang semua pengusaha maunya begitu,” jelasnya.

Meskipun demikian, Frans mengungkapkan bahwa sektor industri Jawa Tengah masih dalam fase pemulihan setelah terdampak pandemi Covid-19. “Saat ini kita masih susah karena pandemi. Meskipun perlahan-lahan kita sudah mulai bangkit, tetapi belum bisa lari lah. Oleh karena itu, ini ada aturan baru, PP No.36/2021, saya pikir ini cukup baik untuk diterapkan,” jelasnya.

Pemulihan yang terjadi di sektor industri, menurut Frans, masih memerlukan sejumlah dukungan dan intervensi dari pemerintah. Salah satunya dengan menyalurkan bantuan permodalan. “Kita akui industri kita sudah mulai berjalan, pasar ekspor kita juga baik. Tetapi kita kekurangan modal kerja, kita sudah minta perbankan soal itu,” tambahnya.

UMP Jawa Tengah yang saat ini dipatok di angka Rp1.798.979 dinilai masih kompetitif. Frans menyebut bahwa angka tersebut memberikan dampak positif bagi pertumbuhan sektor industri di Jawa Tengah.

“Upah minimum kita ini sehat, dalam arti Gubernur dalam menetapkan upah sudah cukup rasional, tidak emosional. Karena daerah lain seperti itu, kenaikannya cukup tinggi. Kenyataannya, upah minimum yang terlalu tinggi membuat pengusaha tidak bisa bayar, akhirnya lari ke Jawa Tengah atau bahkan luar negeri,” jelas Frans.

Kalangan pengusaha berharap agar kenaikan UMP di Jawa Tengah bisa terus mendukung perkembangan sektor industri. Terlebih dengan banyaknya kawasan industri baru yang disiapkan untuk menampung pabrik-pabrik pindahan dari luar dan dalam negeri.

“Sekarang saya pikir we are on the right track, kita sudah di satu jalan yang baik. Untuk recovery dan peningkatan, untuk pertumbuhan ekonomi dan industri. Bukan hanya di masa pandemi, tapi juga untuk melampaui pandemi. Menuju kesejahteraan rakyat,” jelas Frans.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini