Antisipasi Serangan Siber, Bank Mandiri Siapkan Keamanan Berlapis

Bisnis.com,27 Okt 2021, 18:10 WIB
Penulis: Dionisio Damara
Gedung Bank Mandiri/bankmandiri.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. akan meningkatkan sistem keamanan bank dalam menghadapi ancaman serangan siber di era digital. Ini seiring dengan langkah Otoritas Jasa Keuangan yang telah merilis cetak biru transformasi digital perbankan.

Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan emiten bank dengan sandi BMRI ini mengapresiasi langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang meluncurkan cetak biru sebagai acuan dalam upaya mempercepat transformasi digital di industri perbankan.

Menurut Rudi, cetak biru diperlukan bagi industri perbankan nasional, terutama supaya industri perbankan di Indonesia memiliki daya tahan, berdaya saing, dan kontributif terhadap pertumbuhan perekonomian. 

“Salah satu yang perlu digarisbawahi dalam cetak biru ini adalah pentingnya manajemen risiko bank dalam menghadapi berbagai ancaman serangan siber di era digital,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (27/10/2021) 

Rudi menyatakan bahwa BMRI secara aktif akan meningkatkan sistem keamanan berlapis, demi menghindari kejahatan digital atau serangan siber. 

“Selain itu, peningkatan sistem keamanan digital Bank Mandiri juga merupakan salah satu fokus utama Perseroan dalam menjaga keamanan serta kenyamanan transaksi nasabah dan perlindungan konsumen,” pungkasnya. 

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat jumlah serangan siber yang terjadi sepanjang Januari hingga Juli 2021 mencapai 741,4 juta serangan. Jumlah ini naik dua kali lipat dibandingkan 2020, yakni 495,3 juta serangan. 

Sementara itu, Laporan Strategi Anti Fraud periode semester I/2020 hingga semester I/2021, kerugian riil yang dialami Bank Umum sebesar Rp246,5 miliar dengan potential loss Rp208,4 miliar, sementara nilai pemulihan Rp302,5 miliar. 

Adapun kerugian riil yang dialami pihak lain sebesar Rp9,1 miliar dan potential loss mencapai Rp3,8 miliar, nilai recovery Rp3,8 miliar. Selama periode itu, ada 7.087 laporan kejadian fraud dengan siber dengan 45 persen kejadian dilaporkan pada semester II/2020. 

Dengan demikian, OJK meluncurkan cetak biru transformasi digital perbankan, Selasa (26/10). Cetak biru ini berfokus pada lima elemen pengembangan digitalisasi perbankan. 

Pertama, mencakup perlindungan data, transfer data, dan tata kelola data. Kedua melingkungi tata kelola teknologi informasi (TI), arsitektur teknologi dan prinsip adopsi TI.

Ketiga terkait manajemen risiko TI yang mencakup keamanan siber bank umum dan alih daya. Keempat kolaborasi platform sharing, kerja sama bank dalam ekosistem digital, dan kelima bertalian dengan tatanan institusi yang mencakup kepemimpinan hingga budaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Azizah Nur Alfi
Terkini