Bisnis.com, JAKARTA -- Kinerja kanal distribusi keagenan industri asuransi jiwa mengalami penurunan sebagai dampak pandemi Covid-19. Namun, kanal distribusi tertua ini diyakini masih akan menjadi salah satu kanal utama penopang kinerja industri asuransi jiwa.
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), pendapatan premi dari kanal keagenan tercatat mencapai Rp30,44 triliun sepanjang semester I/2021. Capaian tersebut turun 4,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang mencapai Rp32,02 triliun.
Tren penurunan kinerja lini keagenan tersebut bahkan telah terlihat dari semester I/2020 yang tercatat turun 11,5 persen dibandingkan semester I/2019 yang mencapai Rp36,17 triliun.
Salah satu perusahaan asuransi jiwa, PT BNI Life Insurance (BNI Life), juga mencatatkan penurunan kinerja dari kanal keagenan. GM of Corporate Secretary, Legal & Corporate Communication BNI Life Arry Herwindo Wildan mengatakan bahwa berdasarkan kinerja per Agustus 2021, kinerja kanal distribusi keagenan dan employee benefit memang mengalami penurunan.
Tren penurunan kinerja lini keagenan tersebut bahkan telah terlihat dari semester I/2020 yang tercatat turun 11,5 persen dibandingkan semester I/2019 yang mencapai Rp36,17 triliun.
Salah satu perusahaan asuransi jiwa, PT BNI Life Insurance (BNI Life), juga mencatatkan penurunan kinerja dari kanal keagenan. GM of Corporate Secretary, Legal & Corporate Communication BNI Life Arry Herwindo Wildan mengatakan bahwa berdasarkan kinerja per Agustus 2021, kinerja kanal distribusi keagenan dan employee benefit memang mengalami penurunan.
Namun, ia tak mengungkapkan seberapa besar penurunan perolehan premi dari kanal tersebut. Pertumbuhan kinerja dicatatkan oleh kanal distribusi bancassurance dan distribusi alternatif.
"Per Agustus 2021, kinerja kanal distribusi bancassurance tumbuh 15 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan kanal keagenan dan employee benefit mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Kanal distribusi alternatif BNI Life juga mengalami peningkatan secara year on year (yoy)," ujar Arry kepada Bisnis, belum lama ini.
Meskipun mengalami penurunan, BNI Life memandang bahwa kanal keagenan memiliki kekuatan tersendiri dalam pemasaran asuransi dan masih memiliki prospek yang potensial. Arry menuturkan, kontribusi kanal distribusi keagenan di industri asuransi masih cukup besar, yakni di angka 25-30 persen secara rata-rata dalam beberapa tahun terakhir.
"Pasar asuransi jiwa di Indonesia masih sangat besar, serta kanal keagenan memiliki akses tidak terbatas ke pasar dan itu adalah kekuatan distribusi kanal keagenan," katanya.
Guna mendorong pertumbuhan kinerja perseroan, BNI Life juga melakukan perluasan kanal distribusi melalui kerja sama dengan bank maupun badan usaha selain bank. Salah satu yang sudah dilakukan adalah membentuk kerja sama dengan Bank BJB untuk bancassurance dan kerja sama pemasaran asuransi secara digital melalui Futuready dan LinkAja, kata Arry.
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menuturkan, kinerja kanal distribusi keagenan hingga pertengahan tahun ini masih terdampak oleh pandemi Covid-19. Hal ini mengingat sifat utama pemasaran kanal distribusi keagenan mengharuskan adanya tatap muka dengan nasabah, sehingga menjadi tantangan bagi kanal ini untuk mencatatkan pertumbuhan di tengah pandemi.
Dia mengatakan, kontribusi kanal distribusi keagenan merupakan yang terbesar kedua setelah bancassurance. Ia yakin kontribusi dari kanal keagenan akan tetap besar di tahun-tahun mendatang.
"Kami percaya rekan kami kanal distribusi agensi penuh daya juang tinggi dan optimisme luar biasa. Kami percaya kalau kondisi ini [pandemi] berlanjut, mereka akan temui cara-cara mereka untuk tetap bisa melakukan pemasaran asuransi. Mungkin nanti akan terjadi pencampuran, bukan lagi murni tatap muka, tapi dibantu digital," tutur Budi.
Sementara itu, Direktur Utama PT Asuransi BRI Life Iwan Pasila mengungkapkan, kinerja perolehan premi hingga kuartal III/2021, ditopang oleh kanal in branch sales, distribusi, dan alternatif.
"Di BRI Life ada lima kanal, yakni distribusi, in branch sales, alternatif, corporate, dan agency. Dari lima kanal tersebut, kanal in branch, distribusi, dan alternatif berkontribusi signifikan," kata Iwan, Selasa (26/10/2021).
Menurutnya, kelima kanal distribusi tersebut masih akan menjadi kontributor utama di BRI Life dalam 3-5 tahun mendatang. Kanal-kanal tersebut, nantinya juga akan diperkuat dengan proses digital.
Guna mendorong pengembangan digitalisasi tersebut, BRI Life sudah mulai mengadopsi teknologi digital yang dimiliki oleh partner strategis, yakni FWD Financial Services Pte. Ltd yang telah resmi menjadi salah satu pemegang saham BRI Life sejak awal tahun ini.
"Dibantu FWD karena mereka savy dan expert di digital. FWD mulai gunakan AI untuk segementasi nasabah. Kami sedang siapkan juga untuk penetrasi nasabah Bank BRI yang gunakan aplikasi BRImo. Tidak hanya taruh produk, tetapi menaruh produk yang memang dibutuhkan nasabah," katanya.
Adapun, BRI Life membukukan pendapatan premi senilai Rp4,89 triliun sampai dengan kuartal III/2021. Perolehan ini tumbuh 9,85 persen year on year (yoy) dari sebelumnya Rp4,45 triliun pada kuartal III/2020.
Perolehan premi tersebut menopang pendapatan usaha perseroan yang mencapai Rp5,25 triliun atau tumbuh 22,29 persen yoy.
Seiring dengan pertumbuhan pendapatan tersebut, laba perseroan juga mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik. Pada periode yang sama tahun lalu, perseroan mencatatkan rugi sekitar Rp90 miliar.
"Sampai September kami [laba] ada di Rp120 miliar. Kendalanya memang bagaimana kami lakukan efisiensi karena top line kami proyeksikan agak terganggu tapi ternyata tidak. Jadi bottom line memang masih cukup baik," ujar Iwan.
"Per Agustus 2021, kinerja kanal distribusi bancassurance tumbuh 15 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan kanal keagenan dan employee benefit mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Kanal distribusi alternatif BNI Life juga mengalami peningkatan secara year on year (yoy)," ujar Arry kepada Bisnis, belum lama ini.
Meskipun mengalami penurunan, BNI Life memandang bahwa kanal keagenan memiliki kekuatan tersendiri dalam pemasaran asuransi dan masih memiliki prospek yang potensial. Arry menuturkan, kontribusi kanal distribusi keagenan di industri asuransi masih cukup besar, yakni di angka 25-30 persen secara rata-rata dalam beberapa tahun terakhir.
"Pasar asuransi jiwa di Indonesia masih sangat besar, serta kanal keagenan memiliki akses tidak terbatas ke pasar dan itu adalah kekuatan distribusi kanal keagenan," katanya.
Guna mendorong pertumbuhan kinerja perseroan, BNI Life juga melakukan perluasan kanal distribusi melalui kerja sama dengan bank maupun badan usaha selain bank. Salah satu yang sudah dilakukan adalah membentuk kerja sama dengan Bank BJB untuk bancassurance dan kerja sama pemasaran asuransi secara digital melalui Futuready dan LinkAja, kata Arry.
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menuturkan, kinerja kanal distribusi keagenan hingga pertengahan tahun ini masih terdampak oleh pandemi Covid-19. Hal ini mengingat sifat utama pemasaran kanal distribusi keagenan mengharuskan adanya tatap muka dengan nasabah, sehingga menjadi tantangan bagi kanal ini untuk mencatatkan pertumbuhan di tengah pandemi.
Dia mengatakan, kontribusi kanal distribusi keagenan merupakan yang terbesar kedua setelah bancassurance. Ia yakin kontribusi dari kanal keagenan akan tetap besar di tahun-tahun mendatang.
"Kami percaya rekan kami kanal distribusi agensi penuh daya juang tinggi dan optimisme luar biasa. Kami percaya kalau kondisi ini [pandemi] berlanjut, mereka akan temui cara-cara mereka untuk tetap bisa melakukan pemasaran asuransi. Mungkin nanti akan terjadi pencampuran, bukan lagi murni tatap muka, tapi dibantu digital," tutur Budi.
Sementara itu, Direktur Utama PT Asuransi BRI Life Iwan Pasila mengungkapkan, kinerja perolehan premi hingga kuartal III/2021, ditopang oleh kanal in branch sales, distribusi, dan alternatif.
"Di BRI Life ada lima kanal, yakni distribusi, in branch sales, alternatif, corporate, dan agency. Dari lima kanal tersebut, kanal in branch, distribusi, dan alternatif berkontribusi signifikan," kata Iwan, Selasa (26/10/2021).
Menurutnya, kelima kanal distribusi tersebut masih akan menjadi kontributor utama di BRI Life dalam 3-5 tahun mendatang. Kanal-kanal tersebut, nantinya juga akan diperkuat dengan proses digital.
Guna mendorong pengembangan digitalisasi tersebut, BRI Life sudah mulai mengadopsi teknologi digital yang dimiliki oleh partner strategis, yakni FWD Financial Services Pte. Ltd yang telah resmi menjadi salah satu pemegang saham BRI Life sejak awal tahun ini.
"Dibantu FWD karena mereka savy dan expert di digital. FWD mulai gunakan AI untuk segementasi nasabah. Kami sedang siapkan juga untuk penetrasi nasabah Bank BRI yang gunakan aplikasi BRImo. Tidak hanya taruh produk, tetapi menaruh produk yang memang dibutuhkan nasabah," katanya.
Adapun, BRI Life membukukan pendapatan premi senilai Rp4,89 triliun sampai dengan kuartal III/2021. Perolehan ini tumbuh 9,85 persen year on year (yoy) dari sebelumnya Rp4,45 triliun pada kuartal III/2020.
Perolehan premi tersebut menopang pendapatan usaha perseroan yang mencapai Rp5,25 triliun atau tumbuh 22,29 persen yoy.
Seiring dengan pertumbuhan pendapatan tersebut, laba perseroan juga mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik. Pada periode yang sama tahun lalu, perseroan mencatatkan rugi sekitar Rp90 miliar.
"Sampai September kami [laba] ada di Rp120 miliar. Kendalanya memang bagaimana kami lakukan efisiensi karena top line kami proyeksikan agak terganggu tapi ternyata tidak. Jadi bottom line memang masih cukup baik," ujar Iwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel