Rupiah dan Mata Uang Asia Bersorak, Dolar As Terpukul Data PDB

Bisnis.com,29 Okt 2021, 15:34 WIB
Penulis: Annisa Saumi
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah ditutup menguat seiring dengan tekanan terhadap dolar AS akibat data ekonomi Paman Sam di bawah perkiraan.

Rupiah naik 5 poin atau 0,04 persen menjadi Rp14.167,5 per dolar AS pada penutupan perdagangan Jumat (29/10/2021). Indeks dolar AS naik 0,13 persen menuju 93,467.

Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang Asia, seperti peso Filipina yang naik 0,57 persen, ringgit Malaysia 0,22 persen, dan yuan China 0,01 persen.

Riset Monex Investindo Futures menyebut dolar AS merosot setelah data produk domestik bruto (PDB) AS kuartal III/2021 turun. PDB AS kuartal III/2021 turun di bawah perkiraan 2,7 persen menjadi 2,0 persen, jauh lebih rendah dari 6,7 persen pada kuartal sebelumnya.

"Pertumbuhan PDB yang lebih lemah mendorong The Fed untuk memperlambat langkah normalisasi kebijakan moneternya," tulis tim riset MIFX, Jumat (29/10/2021).

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memperkirakan tingkat inflasi pada Oktober 2021 akan mencapai 0,08 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III Oktober 2021, perkembangan harga pada Oktober 2021 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,08 persen mtm.

"Sentimen inflasi turut menopang rupiah," imbuhnya dalam riset terpisah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini