Bisnis.com, JAKARTA - Platform teknologi finansial peer-to-peer (P2P) lending klaster produktif PT Lunaria Annua Teknologi (KoinWorks) berupaya ikut mendukung proses edukasi dan literasi masyarakat mengenai peran industri fintech yang sehat dan terpercaya terhadap inklusi keuangan.
Jonathan Bryan, Chief Marketing Officers KoinWorks mengungkap bahwa hal ini seiring dengan rencana diluncurkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) terbaru tentang penilaian kembali pihak utama Lembaga Jasa Keuangan (LJK), di mana fintech P2P lending termasuk di dalamnya.
"POJK terbaru akan memperkuat KoinWorks sebagai fintech P2P lending yang sehat. Kami juga percaya bahwa POJK terbaru selaras dengan tujuan inklusi keuangan, dan kami merasa lebih aman dengan adanya regulasi terbaru ini," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (30/10/2021).
Sekadar informasi, penerapan aturan ini akan membuat OJK menyeleksi LJK dengan beberapa persyaratan antara lain aspek integritas, kelayakan keuangan, reputasi keuangan, dan atau kompetensi, sehingga kualitas layanan keuangan yang semakin baik.
"Tentunya penguatan regulasi ini dapat memperkuat kepercayaan para pelaku UKM Indonesia dan para lenders [pendana] KoinWorks. Adanya POJK terbaru ini juga akan meningkatkan kualitas pemain fintech, termasuk KoinWorks yang telah menyalurkan akses pinjaman sepanjang 2021 ini kepada lebih dari 300 ribu UKM di Indonesia dengan nilai yang naik tiga kali lipat dibandingkan 2020," tambahnya.
Upaya KoinWorks untuk meningkatkan inklusi keuangan yang semakin merata di seluruh Indonesia, salah satunya tercermin dari porsi penyaluran ke peminjam (borrower) di Sumatera, Bali, Kalimantan dan Indonesia Timur yang mencapai 30 persen dari total penyaluran, di samping 70 persen yang terealisasi di pulau Jawa.
Selanjutnya, KoinWorks turut mengajak para pelaku UKM untuk menggunakan produk terbaru KoinWorks yang akan segera meluncur, terkait ekosistem khusus untuk UKM. Layanan ini bakal membantu akses keuangan dan solusi digital pengembangan usaha UKM, menandakan upaya KoinWorks turut mendongkrak inklusi keuangan lewat penguatan fitur-fitur bernilai lebih dari sekadar fintech pinjam-meminjam.
"Keuangan yang inklusif tidak hanya membantu para peminjam atau borrower yang masih underbanked, tetapi juga berperan untuk pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional secara berkelanjutan," ujarnya.
Dalam waktu dekat, KoinWorks berencana menyajikan fitur-fitur solusi bisnis yang membantu digitalisasi UKM, termasuk salah satunya meluncurkan KoinWorks Neo, yang akan menyediakan layanan rekening bank digital instan, debit, dan kartu kredit yang dikhususkan untuk para pelaku bisnis UKM.
Sekadar informasi, KoinWorks merupakan salah satu startup fintech berstatus 'centaur' asal Indonesia yang bukan hanya memiliki produk P2P lending, namun juga platform pinjaman karyawan, investasi emas, dan menjadi mitra distribusi surat berharga negara (SBN) resmi pemerintah.
Terkini, kinerja P2P lending lewat KoinP2P KoinWorks per September 2021 telah mencapai Rp6,3 triliun sejak berdiri, dengan kontribusi Rp2,8 triliun dari kinerja sepanjang 2021. Tingkat kredit macet di KoinWorks pun masih bertahan di 1,07 persen.
Sementara itu, pengguna yang bergabung sebagai lender maupun borrower di platform telah mencapai lebih dari 1 juta entitas. Borrower para pelaku UKM di KoinWorks sebagian besar menekuni industri fesyen, makanan dan minuman, otomotif, serta elektronik.
Sebagai startup finansial yang masih berkembang, Jonathan mengungkap bahwa KoinWorks kini telah mencapai titik profitabilitas sejak kuartal II/2021. Ke depan, platform berencana memperkuat kapasitas bisnis lewat putaran pendanaan ke Series-C.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel