Bos OJK Minta Fintech Urun Dana dan Pinjol Mudahkan Permodalan UMKM

Bisnis.com,01 Nov 2021, 15:54 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, dalam acara Capital Market Day di London, Inggris, Jumat (29/10/2021), mengajak investor mancanegara untuk menanamkan investasinya di pasar modal Indonesia seiring dengan prospek pemulihan ekonomi./ OJK.

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memaparkan perkembangan dan potensi besar industri teknologi finansial (tekfin/fintech) Tanah Air dalam kunjungan kerjanya di London, Inggris.

Tepatnya dalam Forum Fintech Inggris – Indonesia yang digelar Global Indonesian Professionals' Association (GIPA), Wimboh mengungkap potensi keuangan digital Indonesia harus dioptimalkan dan diarahkan untuk meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia di kawasan dan di lingkungan global.

Untuk memanfaatkan potensi tersebut, OJK terus berupaya membangun percepatan transformasi digital melalui pengembangan ekosistem ekonomi dan pembiayaan digital.

"Industri fintech dan keuangan digital harus memberikan kemudahan dan memperluas akses bagi masyarakat unbanked dan pelaku UMKM untuk dapat menikmati produk dan layanan keuangan digital," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (1/11/2021).

Sejumlah program pun OJK persiapkan, seperti membangun ekosistem UMKM berbasis digital yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Selain itu, OJK juga membuka peluang bagi perbankan untuk berkolaborasi dengan fintech dalam pengembangan bisnisnya.

Dalam aspek pembiayaan, OJK melibatkan perusahaan fintech peer-to-peer (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol) resmi di klaster produktif, beserta fintech urun dana atau securities crowdfunding (SFC) untuk memudahkan pelaku UMKM mendapatkan alternatif pembiayaan dengan syarat yang mudah.

Adapun, di bidang pemasaran, OJK terus melakukan pembinaan kepada UMKM dengan menggandeng start-up dan universitas membangun Kampus UMKM yang memberikan pelatihan intensif agar UMKM bisa langsung on-boarding secara digital.

"Dengan semua program tersebut, kami berharap Indonesia memiliki basis pelanggan domestik yang kuat di bidang keuangan digital dan ekosistem ekonomi digital yang berkembang dengan baik. Dengan demikian, Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain di region," tambahnya.

Hal ini sejalan dengan potensi pengembangan industri ekonomi digital yang dimiliki Indonesia dari segi demografi maupun akses terhadap internet. Transformasi ekonomi digital diproyeksikan akan menjadi tulang punggung pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi yang membatasi mobilitas masyarakat.

Menurut OJK, sektor jasa keuangan harus menjawab kebutuhan konsumen untuk melakukan transformasi digital yang akan memberikan kemudahan dan layanan keuangan yang lebih cepat untuk masyarakat termasuk memperluas akses pembiayaan untuk pelaku UMKM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Azizah Nur Alfi
Terkini